Pertemuan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Xi Jinping di China pada 3 September 2025 membahas sejumlah kerja sama yang signifikan. Meskipun terjadi di tengah gejolak aksi unjuk rasa di Indonesia, Prabowo tetap menghadiri undangan khusus Xi Jinping setelah sebelumnya batal menghadiri beberapa acara besar yang digelar di China. Dalam perjalanan singkatnya yang hanya berlangsung 8 jam, Prabowo berhasil menyampaikan komitmen Indonesia untuk memperdalam hubungan strategis dengan China. Salah satu pembahasan utama dalam pertemuan tersebut adalah proyek tanggul laut raksasa yang direncanakan di pesisir Pantai Utara Pulau Jawa.
Selain itu, dalam momen perayaan 80 tahun Kemenangan Perang Rakyat China Melawan Agresi Jepang dan Perang Dunia Anti-Fasis, Prabowo mendapatkan posisi strategis sejajar dengan Vladimir Putin dan Kim Jong Un. Kehadiran Prabowo menjadi bukti ketergantungan ekonomi antara Indonesia dan China yang semakin erat. Selama dua dekade terakhir, hubungan perdagangan dan investasi antara kedua negara terus meningkat signifikan. China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan yang melonjak mencapai US$100 miliar pada 2021.
Kunjungan Prabowo juga menjadi kesempatan untuk membahas kerjasama di berbagai bidang, termasuk investasi ekonomi. Sebagai negara dengan kekuatan nuklir besar, China memainkan peran penting dalam hubungan internasional, terutama dengan kehadiran pemimpin dunia seperti Xi Jinping, Vladimir Putin, Kim Jong Un, dan Prabowo Subianto. Erdogan merupakan salah satu dari pemimpin yang hadir dalam momen peringatan tersebut.
Dengan demikian, pertemuan kenegaraan antara Prabowo dan Xi Jinping menandai sebuah kerjasama yang potensial antara kedua negara, menegaskan posisi China dalam peta perdagangan global, dan menggarisbawahi ketergantungan ekonomi yang semakin erat antara Indonesia dan China.