Dunia Harus Waspada: Ancaman Senjata Nuklir dari Rusia

by -32 Views

Rusia sepertinya sedang mengintensifkan penggunaan senjata nuklir yang lebih kuat sebagai respons terhadap penguatan pertahanan udara dan rudal oleh negara-negara Barat. Berdasarkan analisis dari Royal United Services Institute (RUSI), lembaga kajian pertahanan asal Inggris, strategi nuklir Rusia saat ini sedang dalam kondisi kritis. Hal ini didorong oleh keyakinan Moskow akan kemampuan Amerika Serikat dan sekutu NATO dalam menghancurkan serangan nuklir Rusia yang semakin meningkat, terutama dengan peningkatan pertahanan udara dan persenjataan rudal jarak menengah.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meningkatkan tingkat siaga pasukan penangkal nuklir sejak invasi ke Ukraina pada awal tahun 2022. Bahkan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov pernah mengatakan bahwa risiko konflik nuklir saat ini sangat tinggi. Belakangan ini, pejabat Rusia mengumumkan bahwa mereka tidak lagi terikat pada pembatasan rudal nuklir dan konvensional jarak pendek-menengah. Putin bahkan memiliki rencana untuk mengirim rudal balistik jarak menengah Oreshnik ke Belarus pada akhir 2025 setelah melakukan uji coba di Ukraina pada November 2024.

Saat ini, AS dan Rusia memiliki sekitar 90% dari persenjataan nuklir dunia. Perkiraan Barat menyebutkan bahwa Rusia memiliki 1.000-2.000 hulu ledak nuklir taktis, sedangkan AS hanya sekitar 200, dengan separuhnya ditempatkan di Eropa. Meskipun senjata strategis seperti rudal balistik antarbenua, rudal dari kapal selam, dan pesawat pengebom masih ada batasannya berdasarkan perjanjian New START yang akan berakhir pada 2026, perjanjian penting lain seperti INF (Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty) telah berakhir sejak 2019.

Terlepas dari perjanjian tersebut, kedua negara terus mengembangkan dan menempatkan kembali rudal jarak menengah. Bahkan AS telah mengirimkan sistem Mid-Range Capability ke Filipina utara. Hal ini membuat sejumlah ahli merasa bahwa beberapa ide berbahaya dari masa Perang Dingin kembali muncul, seperti senjata berdaya ledak rendah untuk perang nuklir terbatas, rudal raksasa yang dapat menghancurkan beberapa target sekaligus, dan pengerahan kembali rudal yang dulunya sudah dilarang.

Source link