Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Perjanjian Luar Negeri Kadin Indonesia, Pahala Mansury, menganggap bahwa tarif resiprokal 19% yang dikenakan AS kepada produk Indonesia merupakan langkah yang cukup menguntungkan dibandingkan dengan negara lain. Meskipun demikian, perlu dilakukan langkah-langkah untuk menghadapi dampak dari tarif ini terhadap ekspor Indonesia. Salah satunya adalah dengan meningkatkan daya saing sektor padat karya melalui deregulasi dan ekspansi pasar ekspor baru seperti Uni Eropa melalui penyelesaian perjanjian dagang IEU-CEPA.
Selain itu, langkah lain yang dilakukan adalah mendorong penguatan industri padat karya agar dapat bersaing di rantai pasok global serta meningkatkan daya saing investasi guna menggerakkan industri dalam negeri. Upaya yang dilakukan Kadin bertujuan untuk menjaga daya saing produk Indonesia di pasar ekspor dalam menghadapi dampak dari tarif resiprokal. Untuk informasi lebih lanjut, dapat disimak dialog antara Maria Katarina dengan Pahala Mansury dalam program Squawk Box CNBC Indonesia.
