6 Update Perang Dagang Trump: Revisi Tarif dan Serangan Balik

by -40 Views

Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump kembali menciptakan kehebohan dalam perdagangan global. Negara-negara mitra dagang utama seperti Indonesia, Filipina, Jepang, dan Uni Eropa tengah berupaya menyelesaikan negosiasi guna menghindari tarif tinggi atas ekspor mereka ke AS sebelum tenggat waktu 1 Agustus 2025. Berikut adalah perkembangan terkini dari negosiasi dagang Presiden Donald Trump dengan negara-negara tersebut.

Pertama, pemerintah Indonesia telah menegaskan bahwa tarif impor sebesar 19% yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia merupakan keputusan final. Hal ini merupakan hasil dari negosiasi antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. Reciprocal Trade Agreement (RTA) menjadi landasan perjanjian tersebut, dengan Indonesia setuju membeli pesawat senilai US$3,2 miliar dan produk energi senilai US$15 miliar dari AS.

Kedua, Filipina juga terkena tarif impor sebesar 19% dari AS. Kesepakatan ini mencakup penghapuskan tarif untuk barang AS dan peningkatan kerja sama militer antara kedua negara. Ekspor Filipina ke AS pada 2024 mencapai nilai US$14,2 miliar, dengan produk utama seperti suku cadang mobil, tekstil, dan minyak kelapa.

Ketiga, tarif impor dari Jepang turun menjadi 15% setelah ancaman tarif sebesar 25% gagal diterapkan. Jepang berkomitmen menanamkan investasi senilai US$550 miliar ke ekonomi AS, dengan klaim bahwa AS akan mendapatkan sebagian besar keuntungannya. Dalam kesepakatan ini, produk AS akan memiliki akses lebih besar ke pasar Jepang, termasuk mobil, truk, beras, dan produk pertanian lainnya.

Keempat, Korea Selatan bersiap untuk menawar dalam negosiasi dagang dengan AS setelah kesepakatan antara AS dan Jepang diumumkan. Beberapa analis menilai bahwa Korea perlu meraih kesepakatan setara dengan Jepang agar tidak kalah pesaing. Sektor otomotif Korea telah merespons positif terhadap perkembangan ini dengan saham Hyundai Motor dan Kia melonjak.

Kelima, Trump berencana untuk menetapkan tarif hingga 30% atas produk dari Uni Eropa jika negosiasi tidak berhasil sebelum 1 Agustus. Sementara itu, Kanada menyatakan bahwa mereka tidak akan menerima kesepakatan yang buruk hanya untuk memenuhi tenggat waktu. AS juga menetapkan tarif sebesar 35% terhadap produk Kanada mulai 1 Agustus.

Terakhir, Menteri Keuangan AS mengungkapkan bahwa tarif tinggi akan menjadi alat negosiasi penting dalam upaya mencapai kesepakatan yang lebih baik. Meski terbuka untuk melanjutkan negosiasi pasca-tarif, AS tidak akan terburu-buru dalam mencapai kompromi. Pemerintahan Trump berencana menerapkan tarif hingga 40% terhadap negara yang gagal mencapai kesepakatan, dengan tujuan untuk mengguncang perdagangan global dan menekan negara-negara tersebut untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik.

Source link