Korea Selatan baru-baru ini dilanda cuaca ekstrem yang mengakibatkan hujan deras di sejumlah wilayah, mencetak rekor terh tinggi sejak 1904. Badan Meteorologi Korea Selatan (KMA) melaporkan bahwa Provinsi Chungcheong Selatan mengalami hujan per jam dengan intensitas yang jarang terjadi dalam seratus tahun. Wilayah Seosan mengalami hujan paling parah dengan curah hujan mencapai 114,9 milimeter per jam, tingkat yang belum pernah tercatat dalam 100 tahun terakhir.
Fenomena hujan ekstrem ini dipicu oleh aliran udara hangat dan lembap sepanjang tepi Utara Samudera Pasifik, memicu ketidakstabilan atmosfer yang kuat. Dampak langsung dari hujan deras tersebut terasa di berbagai wilayah dengan terjadinya banjir yang merendam sejumlah lokasi penting, termasuk pasar tradisional, kompleks apartemen, dan kendaraan bermotor.
Pemerintah setempat di Kabupaten Hongseong telah mengeluarkan perintah evakuasi dini dan menutup sejumlah sekolah dan tempat penitipan anak untuk menjaga keselamatan warga. Korban jiwa juga dilaporkan akibat cuaca ekstrem ini, termasuk seorang pengemudi di Kota Osan dan dua orang yang berhasil diselamatkan dari longsor di wilayah pegunungan.
Korea Selatan, yang rutin menghadapi musim hujan setiap Juli, menghadapi tantangan yang semakin sulit diprediksi akibat perubahan iklim global. Kejadian cuaca ekstrem semakin sering terjadi, memperburuk kondisi yang sudah sulit. Terakhir, pada tahun 2022, Korea Selatan juga dilanda banjir besar yang menewaskan sejumlah orang, memperkuat kekhawatiran akan dampak perubahan iklim yang semakin terasa di berbagai negara termasuk Korea Selatan.