Para pemimpin NATO baru-baru ini mencapai kesepakatan untuk meningkatkan anggaran pertahanan, sesuai dengan permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengingatkan bahwa keputusan tersebut bisa menjadi bumerang bagi aliansi NATO. Hal ini dikarenakan peningkatan belanja militer dapat menyebabkan kehancuran organisasi tersebut. Pernyataan Lavrov ini muncul sebagai tanggapan atas komentar Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski yang mengatakan bahwa perlombaan senjata antara Rusia dan negara-negara Barat bisa mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin. Meskipun NATO menegaskan komitmen kolektifnya untuk melindungi anggotanya dari ancaman, Rusia menolak klaim Barat mengenai niat agresif Moscow terhadap NATO. Meskipun demikian, anggaran pertahanan Rusia tetap tinggi, meskipun Putin menyatakan rencana untuk memangkas pengeluaran militer mulai tahun depan. NATO dan sekutunya berpendapat bahwa peningkatan anggaran pertahanan diperlukan untuk menghadapi ancaman geopolitik yang meningkat, baik dari Rusia maupun dari aktor lain seperti China. Namun, peningkatan anggaran ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait keberlanjutan fiskal di banyak negara anggota, terutama Eropa. Beberapa negara mengalami kesulitan memenuhi target baru tersebut, dan Spanyol bahkan menolak kesepakatan tersebut secara tegas.
Rusia Sebut NATO ‘Gali Kuburan Sendiri’: Kehancuran di Depan Mata
