Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyatakan bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia masih belum memadai jika dibandingkan dengan negara-negara lain di sekitar ASEAN. Mayoritas tenaga kerja di Indonesia bukan berasal dari lulusan perguruan tinggi, tetapi hanya lulusan SMA dan SMK. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia karena kualitas tenaga kerja yang rendah juga berdampak pada produktivitas yang masih tergolong rendah.
Meskipun tingkat kualitas tenaga kerja Indonesia berpengaruh langsung pada produktivitas, namun dalam realitasnya produktivitas tenaga kerja Indonesia masih di bawah rata-rata ASEAN. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia membutuhkan proses yang panjang dan tidak dapat tercapai dalam waktu singkat. Produktivitas yang lebih tinggi sangat penting karena berdampak pada Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB), mengacu pada nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam periode tertentu.
Yassierli menyadari bahwa pentingnya kembali membicarakan produktivitas tenaga kerja, terutama karena hubungannya yang erat dengan PDB. Meskipun beberapa riset menunjukkan bahwa produktivitas penting, namun pembicaraan mengenai hal ini terkesan hilang dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, perlu fokus untuk menghidupkan kembali pembicaraan mengenai produktivitas, terutama dalam hal pengembangan keterampilan digital tenaga kerja.
