Korea Selatan akan menutup tambang batu bara terakhir yang dikelola negara mulai 1 Juli 2025. Tambang batu bara Dogye di Samcheok, Provinsi Gangwon akan ditutup, mengakhiri industri pertambangan batu bara publik Korea. Pada tahun 1960-an dan 70-an, komunitas batu bara ini berkembang pesat dan menjadi simbol kemakmuran kelas pekerja. Industri batu bara dimulai dengan undang-undang tahun 1961 yang membuka jalan bagi pengembangan tambang berskala besar. Batu bara memasok 45,7% energi primer Korea pada tahun 1966, menjadikannya sumber energi dominan di negara tersebut.
Setelah mengalami lonjakan harga minyak dunia, pemerintah Korea berusaha mengurangi ketergantungannya pada minyak bumi dengan beralih ke gas alam cair. Antara tahun 1989 dan 1996, 334 tambang batu bara ditutup, dan permintaan batu bara menurun tajam. Sekarang, nuklir telah menjadi sumber energi utama di Korea, mengambil alih peran batu bara sebagai sumber pembangkit listrik. Meskipun tenaga batu bara masih menempati posisi kedua dalam produksi listrik, industri batu bara domestik Korea sudah tidak terlalu berpengaruh. Sebagian besar pembangkit listrik tenaga batu bara mengandalkan impor batu bara bitumen dengan efisiensi pembakaran yang lebih tinggi.
Dengan penutupan tambang batu bara terakhir, semua pekerja di Tambang Batu Bara Dogye akan pensiun. Usia rata-rata pekerja di tambang tersebut sekitar 55 tahun. Seiring dengan berakhirnya era tambang batu bara, Korea telah beralih ke tenaga nuklir sebagai sumber energi utama di negara tersebut.