Rugi! Raksasa Otomotif Jepang Tutup Pabrik dan PHK 20.000 Pekerja

by -58 Views

Pabrikan otomotif Jepang, Nissan Motor Co., diperkirakan akan menghadapi pengawasan ketat dari para pemegang sahamnya dalam rapat umum yang akan datang. Perusahaan tersebut saat ini sedang mengalami krisis yang ditandai dengan catatan kerugian finansial terparah dalam dua dekade terakhir. Saham Nissan telah turun sekitar 36% dalam setahun terakhir dan dividen pun ditangguhkan. Laporan keuangan menunjukkan kerugian bersih sebesar US$4,5 miliar pada tahun fiskal sebelumnya, dengan proyeksi kerugian sebesar 200 miliar yen ($1,38 miliar) pada kuartal pertama.

Untuk mengatasi situasi ini, Nissan meluncurkan rencana restrukturisasi besar-besaran yang dikenal sebagai “Re:Nissan”. Langkah-langkah drastis termasuk penutupan tujuh lokasi produksi global dan pemangkasan 11.000 hingga 20.000 pekerjaan di seluruh dunia. Perusahaan bahkan telah mengisyaratkan potensi penjualan kantor pusat global sebagai bagian dari upaya efisiensi.

Rapat umum mendatang diharapkan menjadi platform penting bagi para pemegang saham untuk mengungkapkan kekecewaan mereka dan menuntut akuntabilitas dari manajemen. CEO baru Nissan, Ivan Espinosa, akan berperan penting dalam meyakinkan investor bahwa strategi perusahaan mampu membalikkan keadaan. Nissan fokus pada pengurangan biaya variabel, efisiensi produksi, dan pengembangan kendaraan baru, termasuk model EV dan hybrid e-Power.

Meskipun rencana restrukturisasi menuai harapan, implementasinya akan menjadi penentu keberhasilan Nissan. Terlebih lagi dengan persaingan ketat di pasar global, di mana merek-merek China semakin agresif. Meski demikian, serikat pekerja dan pemerintah daerah merespons rencana penutupan pabrik dan pemotongan pekerjaan dengan kekhawatiran. Tetapi, keputusan sulit ini dianggap penting untuk masa depan Nissan.

Source link