Ekonom Sarankan Langkah Urgen RI di Timur Tengah Panas

by -49 Views

Potensi konflik di Timur Tengah antara Amerika Serikat (AS), Israel, dan Iran dapat memicu kenaikan harga minyak mentah secara signifikan, mengingat rencana penutupan Selat Hormuz yang merupakan jalur pelayaran penting bagi sekitar 20% pasokan minyak global. Menurut Ekonom Universitas Diponegoro, Wahyu Widodo, kenaikan harga minyak mentah berdampak pada APBN, di mana penerimaan meningkat namun subsidi juga besar. Meskipun pemerintah tidak dapat mengendalikan kenaikan harga minyak, langkah antisipasi terhadap dampak inflasi dan penurunan daya beli masyarakat perlu dilakukan.

Dalam jangka pendek, optimalisasi APBN dianggap sebagai cara untuk meredam guncangan ekonomi. Namun, dalam jangka menengah-panjang, restrukturisasi anggaran terutama subsidi energi perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kenaikan harga energi terhadap sektor produktif dan daya beli masyarakat. Di sisi lain, tindakan diplomasi internasional juga menjadi penting agar Iran tidak menutup Selat Hormuz, dimana Indonesia juga harus menyiapkan langkah-langkah fiskal apabila hal tersebut terjadi.

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P Sasmita, menekankan pentingnya kerja sama pemerintah dengan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah keluarnya modal asing akibat kenaikan harga minyak. Dalam situasi seperti ini, pemerintah perlu bersiap untuk meminta intervensi dari Bank Indonesia sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan ekonomi Indonesia.

Source link