Potensi Kenaikan Harga Barang Akibat Serangan AS ke Iran

by -58 Views

Peningkatan Ketegangan Iran-Israel Berpotensi Merusak APBN dan Inflasi Indonesia

Tekanan inflasi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia berisiko terdampak oleh eskalasi konflik antara Iran-Israel dan Amerika Serikat. Bom yang dijatuhkan AS ke 3 fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan lalu lintas perdagangan minyak dan komoditas di Selat Hormuz berdampak langsung pada harga minyak dunia.

Ekonom, Syafruddin Karimi, menyoroti bahwa gangguan perdagangan global di Selat Hormuz dapat menyebabkan lonjakan harga minyak dunia, menambah tekanan inflasi global, dan mempersempit ruang kebijakan moneter banyak negara. Potensi depresiasi rupiah dan kenaikan harga barang impor serta beban fiskal dari subsidi energi yang kian membesar menjadi tantangan ganda bagi Indonesia.

Data realisasi subsidi energi pemerintah menunjukkan peningkatan volume yang dapat menyebabkan tekanan pada APBN jika harga minyak terus melonjak. Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan harus segera menyusun langkah antisipatif untuk menjaga stabilitas nilai tukar, memperkuat cadangan devisa, dan mengamankan pasokan energi domestik. Kondisi tersebut menuntut langkah-langkah darurat untuk menjaga stabilitas rupiah, daya beli masyarakat, dan ketahanan fiskal yang berkelanjutan.

Head of Industry and Regional Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Dendi Ramdani, mengingatkan bahwa kenaikan harga minyak dunia akan berdampak signifikan terhadap substansi fiskal Indonesia. Setiap kenaikan harga minyak sebesar US$ 1 per barel dapat meningkatkan biaya subsidi energi hingga Rp 6,9 triliun. Hal ini memperlihatkan tanggung jawab besar pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi risiko global yang semakin meningkat.

Source link