Ketegangan perbatasan antara Kamboja dan Thailand kembali memanas setelah pembicaraan bilateral mengalami kebuntuan dan bentrokan bersenjata yang menyebabkan kematian seorang prajurit. Kamboja mengambil langkah untuk mengajukan gugatan terhadap Thailand ke Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang belum menemui solusi. Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Perdana Menteri Hun Manet melalui unggahan di akun Facebook-nya.
Dalam unggahan tersebut, Hun Manet menampilkan foto Wakil Perdana Menteri Prak Sokhonn yang membawa surat resmi permintaan kepada ICJ. Konflik terbaru terjadi pada 28 Mei yang menyebabkan kematian seorang tentara Kamboja di wilayah yang menjadi perbatasan sengketa antara kedua negara. Kamboja menganggap empat titik perbatasan yang masih menjadi sengketa sebagai wilayah rumit dan berisiko tinggi untuk memicu bentrokan bersenjata, sehingga memilih jalur hukum internasional untuk penyelesaiannya.
Thailand belum memberikan tanggapan resmi terkait gugatan ini, namun sebelumnya telah menyatakan preferensi untuk menyelesaikan sengketa melalui jalur bilateral. Pembicaraan terakhir antara kedua negara mengalami kebuntuan meskipun kedua pihak berkomitmen untuk meredakan ketegangan. Kamboja juga mengumumkan langkah protes terhadap Thailand dengan menghentikan pembelian listrik, bandwidth internet, dan produk Thailand. Menariknya, Kamboja memiliki sejarah pengalaman menang dalam sengketa yang melibatkan ICJ pada tahun 1962 dan 2013.