Media asing sedang memperhatikan kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke Indonesia yang disambut langsung oleh Presiden RI, Prabowo. Salah satu artikel Reuters membahas bagaimana Macron bertemu dengan Prabowo untuk membicarakan kemitraan strategis di bidang pertahanan, terutama dalam konteks sebagai klien senjata terbesar Paris di Asia Tenggara yaitu Indonesia. Macron menjadikan Indonesia sebagai tujuan kedua dalam perjalanannya di Asia Tenggara setelah Vietnam, di mana kedua negara telah menandatangani perjanjian senilai lebih dari US$10 miliar. Pada tahun 2022, mereka juga menandatangani kesepakatan pertahanan senilai US$8,1 miliar, termasuk pesanan 42 jet tempur Rafale dan pengembangan kapal selam dan amunisi.
Selain itu, kesepakatan lain antara Prancis dan Indonesia termasuk pembelian kapal selam “Scorpene” dan radar pengintaian udara jarak jauh. Delegasi Macron juga membawa CEO grup pertambangan Prancis, Eramet, untuk membahas izin pertambangan terkait tambang nikel Teluk Weda, mengingat Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia dengan cadangan logam terbesar. Macron juga berusaha memperkuat hubungan dagang serta pertahanan antara Prancis dan Indonesia, sekaligus mempromosikan Prancis sebagai pihak penyeimbang antara AS dan China. Macron dijadwalkan mengunjungi Borobudur di Yogyakarta dan akan berupaya untuk memediasi sejumlah kontrak perusahaan Prancis di Indonesia, terutama dalam bidang pertahanan, energi, dan mineral penting. Selain itu, Macron juga akan berbicara tentang perdamaian di Timur Tengah dan konflik Israel-Palestina di konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Macron menunjukkan komitmennya untuk mencapai perdamaian tanpa menunjukkan standar ganda, khususnya dalam menyelesaikan perang Ukraina.