Industri di China mengalami peningkatan keuntungan selama bulan April, meskipun tekanan deflasi dan tarif dagang yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Data resmi menunjukkan bahwa pertumbuhan keuntungan meningkat dari bulan sebelumnya, dengan keuntungan kumulatif di perusahaan industri besar naik 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini didorong oleh sektor peralatan dan manufaktur berteknologi tinggi, yang mengalami peningkatan laba sebesar 9% dari tahun sebelumnya. Langkah-langkah dukungan dari Beijing terhadap sektor swasta terbukti efektif dalam mengimbangi dampak negatif dari tarif AS. Meskipun demikian, sektor pertambangan mengalami penurunan laba yang signifikan, sementara sektor manufaktur dan utilitas mengalami kenaikan.
Yang menarik, keuntungan industri otomotif dan tekstil mengalami penurunan, yang mengindikasikan tantangan yang dihadapi oleh sektor tersebut. Meskipun pertumbuhan produksi industri meningkat, pertumbuhan penjualan ritel melambat, menunjukkan ketidakseimbangan pasokan-permintaan dalam perekonomian.
Terkait tarif dagang, Washington dan Beijing sepakat untuk menurunkan sebagian besar pungutan yang diberlakukan, setelah gencatan senjata perdagangan dicapai dalam pertemuan di Jenewa, Swiss. Hal ini mengindikasikan penurunan tarif AS dan China atas barang impor masing-masing. Inilah kondisi terbaru keuntungan industri di China yang tetap kuat meskipun dihadapkan pada tekanan eksternal yang tinggi.