Militer Amerika Serikat telah kembali menguatkan kehadirannya di kawasan Pasifik Barat dengan mengirim pesawat pengebom strategis B-52H Stratofortress ke Pangkalan Udara Andersen di Guam. Langkah ini merupakan rotasi ketiga tahun ini untuk misi Bomber Task Force (BTF), yang dilakukan secara rutin oleh Angkatan Udara AS sebagai bagian dari strategi penangkalan dan proyeksi kekuatan di Indo-Pasifik.
Pengiriman pesawat tersebut diperlukan untuk menjaga kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap dinamika keamanan regional, termasuk potensi konflik di Laut China Selatan, Selat Taiwan, dan Semenanjung Korea. Pesawat B-52H Stratofortress mampu membawa hingga 70.000 pon senjata, baik nuklir maupun konvensional, dengan jangkauan terbang mencapai 8.800 mil dan kecepatan maksimal 650 mil per jam.
Penugasan pesawat ini juga merupakan bagian dari upaya pelatihan bersama dengan sekutu dan mitra AS di berbagai wilayah komando tempur. Komando Serangan Global Angkatan Udara AS telah menegaskan kesiapan mereka untuk melaksanakan misi BTF di mana saja, kapan saja, dan selama yang diperlukan.
Misi sebelumnya melibatkan pesawat B-1B Lancer yang dikerahkan ke Pangkalan Udara Misawa, Jepang, serta pesawat B-1B yang dikerahkan ke Andersen. Tujuan kehadiran pesawat pengebom strategis AS di kawasan tidak hanya untuk menunjukkan kekuatan, tetapi juga untuk berkolaborasi dengan sekutu dan mitra demi mencegah agresi di Indo-Pasifik.
Komando Serangan Global dan Komando Pasifik Angkatan Udara AS menekankan bahwa pengerahan pesawat pengebom ke wilayah Pasifik Barat adalah bagian dari upaya rutin mereka dalam mendukung tujuan komando tempur geografis dan pelatihan. Hal ini juga ditekankan bahwa kerja sama dengan sekutu dan mitra merupakan keunggulan asimetris yang tidak dapat ditandingi oleh pihak manapun.