Fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak hanya berdampak di Indonesia dan perusahaan-perusahaan kecil. Perusahaan raksasa dunia juga tidak luput dari hal ini, termasuk bank sentral Amerika Serikat (AS) yang akan mengurangi stafnya sebesar 10% dalam beberapa tahun ke depan. Bank sentral AS mengumumkan dalam laporan tahunan 2023 bahwa mereka saat ini memiliki kurang dari 24.000 karyawan dan rencana pengurangan tersebut akan membawa jumlah karyawan di bawah 22.000 orang.
Ketua bank sentral, Jerome Powell, menyatakan bahwa The Fed telah menawarkan program pengunduran diri yang ditangguhkan kepada beberapa karyawan yang lebih tua. Menurutnya, merupakan langkah yang sehat bagi organisasi untuk secara periodik meninjau staf dan sumber daya mereka. Powell juga menambahkan bahwa instruksi telah diberikan kepada pemimpin di seluruh The Fed untuk mencari cara tambahan dalam mengonsolidasikan fungsi yang sesuai, memodernisasi praktik bisnis, dan memastikan ukuran organisasi yang sesuai dengan misi hukumnya.
Salah satu metode yang dikembangkan untuk mengurangi staf adalah dengan menawarkan program pengunduran diri secara sukarela kepada karyawan Dewan Federal Reserve yang telah memenuhi syarat untuk pensiun pada akhir 2027. Meskipun ada tekanan dari pemerintahan Trump untuk memotong biaya di lembaga layanan sipil, keputusan The Fed untuk mengurangi jumlah pegawai tidak secara langsung terkait dengan dorongan tersebut. Meski Elon Musk sebelumnya mencuitkan kritik terhadap jumlah pegawai The Fed yang berlebihan, Powell tidak menyebutkan faktor tersebut dalam memo pengurangan staf tersebut.