Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa Washington akan mencabut semua sanksi terhadap Suriah dalam upaya memberikan kesempatan bagi negara tersebut untuk memulihkan keadaan. Pernyataan tersebut disampaikan Trump selama kunjungannya ke Timur Tengah dalam pidatonya di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh, Arab Saudi. Trump menyebut bahwa Suriah telah mengalami banyak penderitaan dan kematian, dan dia berharap pemerintahan baru di sana dapat stabil dan menjaga perdamaian dengan baik. Menurut Trump, sanksi yang diberlakukan sebelumnya terlalu berat dan tidak lagi penting, sehingga saatnya bagi Suriah untuk bersinar kembali.
Sejak 1979, Suriah telah ditetapkan sebagai negara pendukung terorisme oleh pemerintah AS, dan sanksi tambahan diberlakukan pada tahun 2004 dan 2011 setelah tindakan keras rezim Presiden Bashar Assad terhadap pemberontakan anti-pemerintah. Setelah bertahun-tahun perang saudara, kekerasan sektarian, dan serangan teroris di Suriah, penggulingan rezim Assad membawa harapan baru bagi negara tersebut. Ahmed al-Sharaa, mantan anggota al-Qaeda yang kini memimpin pemerintahan transisi, menjadi Presiden Suriah yang baru.
Dengan pencabutan sanksi terhadap Suriah, Trump berharap dapat memulihkan hubungan antara Amerika Serikat dan Suriah setelah lebih dari satu dekade. Dia menyerukan Suriah untuk menunjukkan sesuatu yang istimewa, seperti hal yang mereka lakukan di Arab Saudi. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk mendukung proses rekonsiliasi dan pemulihan Suriah dari konflik yang telah lama terjadi.