Sektor pariwisata Amerika Serikat (AS) mengalami ancaman serius karena menurunnya minat turis asing. Kegelisahan perdagangan dan kekhawatiran tentang kebijakan imigrasi diklaim sebagai penyebab utama menurunnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke AS. Di kota pesisir kecil Anacortes, Washington, penurunan wisatawan mulai terasa, dengan pemilik restoran Adrift, Kaia Matheny melaporkan penurunan omzet bisnis akibat kurangnya turis dari Kanada. Selain Kanada, kunjungan dari Eropa Barat, Asia, dan Amerika Selatan juga mengalami penurunan dua angka. Hal ini berpotensi menyebabkan kerugian besar bagi AS, dengan nilai belanja wisatawan asing turun hingga US$180 miliar pada 2024.
Pariwisata internasional di AS diidentifikasi sebagai ekspor jasa terbesar, namun tren penurunan kunjungan terus terjadi. Data menunjukkan bahwa pemesanan tiket pesawat dari luar negeri untuk musim panas ke AS turun hingga 10%. Kondisi ini diprediksi dapat menyebabkan kerugian hingga US$10 miliar pada 2025, menurut U.S. Travel Association. Kritik juga disuarakan terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang dapat memicu perang dagang global dan penurunan minat wisatawan asing. Lingkungan politik yang tegang juga berdampak negatif terhadap minat wisata, dengan penurunan signifikan terjadi pada bisnis yang terkait dengan sektor pariwisata dan akomodasi di AS.
Munculnya kekhawatiran seputar kebijakan imigrasi AS yang semakin ketat juga menjadi faktor utama yang mempengaruhi minat wisatawan. Sentimen negatif terhadap keamanan dan kenyamanan berlibur di AS semakin meningkat akibat kebijakan ini. Sementara itu, bisnis kecil dan menengah terkait sektor pariwisata melaporkan penurunan tajam dalam profitabilitasnya, dengan hanya 32% perusahaan “turisme” yang masih mencetak laba. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata AS menghadapi tantangan serius, dengan prospek kunjungan internasional yang semakin memburuk.