Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan sanksi baru terhadap Rusia, menyusul keraguan atas komitmen Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Roma, Trump mengungkapkan keprihatinannya terhadap serangan rudal Rusia terhadap wilayah sipil di Ukraina. Trump menulis di platform media sosial Truth Social bahwa tindakan Putin menimbulkan keraguan tentang niat sebenarnya dalam mengakhiri konflik tersebut. Trump juga menyuarakan kemungkinan penerapan sanksi perbankan atau sanksi sekunder terhadap Rusia sebagai respons atas tindakan agresif mereka.
Gedung Putih menanggapi pertemuan antara Trump dan Zelenskyy dengan positif namun tidak memberikan detail mengenai hasil diskusi. Zelenskyy menyebut pertemuan tersebut sebagai momen yang bersejarah dan memiliki potensi untuk mencapai kesepakatan penting. Di Truth Social, Trump juga mengakui bahwa Rusia mencuri Krimea dari Ukraina, sebuah pengakuan langka dari seorang presiden Amerika Serikat. Trump menyalahkan mantan Presiden AS Barack Obama atas kegagalan mencegah tindakan Rusia tersebut.
Pernyataan Trump ini menunjukkan ketegangan yang terus meningkat antara AS dan Rusia, serta memperkuat peran Ukraina sebagai mediator penting dalam konflik tersebut. Kedua negara berseteru ini masih jauh dari mencapai kesepakatan damai, dan sanksi terhadap Rusia menjadi opsi yang semakin berpotensi untuk diterapkan. Tindakan demi tindakan yang diambil oleh kedua pihak akan terus mempengaruhi dinamika geopolitik global, sementara upaya mediasi dari pihak-pihak eksternal diharapkan dapat membantu mencegah eskalasi konflik yang lebih luas.