Kompetisi geopolitik dan ekonomi antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, terutama setelah kapal perusak milik Angkatan Laut AS, USS William P. Lawrence, melintasi Selat Taiwan pada Rabu. Meskipun diklaim sebagai pelayaran rutin, tindakan ini sebenarnya menjadi sinyal kuat dari komitmen AS terhadap prinsip kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
Kapal perang USS William P. Lawrence, yang dilengkapi dengan rudal kendali, melakukan pelayaran di Selat Taiwan sesuai dengan prinsip kebebasan navigasi internasional. Hal ini juga menunjukkan bahwa AS tetap mendukung kebebasan navigasi di kawasan tersebut, meskipun hubungan antara AS dan China semakin tegang terutama terkait status Taiwan.
AS secara resmi tidak mengakui kemerdekaan Taiwan, namun juga tidak mendukung klaim kedaulatan China atas pulau tersebut, yang menyebabkan kondisi status quo yang dijaga oleh AS. Sementara itu, China merespons cepat terhadap kehadiran kapal perang AS dengan mengerahkan kekuatan laut dan udara untuk memantau gerak-gerik USS William P. Lawrence.
Meskipun keberadaan militer China di sekitar Taiwan semakin rutin, militer Taiwan melaporkan bahwa itu masih dalam kisaran normal. Meskipun begitu, ketegangan antara AS dan China terus berlanjut terkait isu Taiwan, dan pelayaran kapal perang AS di Selat Taiwan merupakan salah satu contoh nyata dari persaingan geopolitik yang sedang berlangsung.