Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia berencana untuk meningkatkan impor minyak mentah dari Amerika Serikat secara signifikan. Sebelumnya, porsi impor crude oil hanya sekitar 4% dari total impor, namun akan ditingkatkan menjadi sekitar 40%. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi negosiasi Indonesia dalam menanggapi kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Untuk rincian terkait rencana peningkatan impor tersebut, Bahlil menyatakan bahwa pihaknya akan berdiskusi lebih lanjut bersama tim teknis Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero). Hal ini dilakukan sebagai upaya mencari langkah strategis untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan AS. Sebelumnya, neraca perdagangan antara kedua negara ini mencatatkan surplus sekitar US$ 14 miliar hingga US$ 15 miliar.
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan instruksi kepada Bahlil untuk mengevaluasi potensi barang-barang yang dapat dibeli dari AS guna menyeimbangkan neraca perdagangan. Di sektor energi, sekitar 54% impor LPG Indonesia saat ini berasal dari Amerika Serikat, sementara impor minyak mentah sebelumnya hanya sekitar 4% dari total impor. Tindakan strategis yang diambil bertujuan untuk merespons kondisi surplus nilai perdagangan Indonesia terhadap Amerika yang cukup signifikan.