Gempa berkekuatan M7,7 yang melanda Myanmar pada Jumat (28/3) telah menyebabkan kerusakan bangunan dan menelan korban jiwa yang sangat banyak. Jumlah korban terus bertambah dan telah mencapai angka 1.700 jiwa pada Minggu (30/3), berdasarkan informasi dari Reuters pada Senin (31/3/2025). Upaya penyelamatan dan bantuan asing terus berlangsung di Myanmar, meskipun rumah sakit mengalami kesulitan dan komunitas terbatas dalam sumber daya.
Gempa yang terjadi dengan kekuatan M7,7 ini merupakan gempa terkuat yang pernah terjadi di Myanmar dalam satu abad. Selain korban jiwa sebanyak 1.700 orang, sekitar 3.400 orang lainnya mengalami luka-luka, dan 300 lebih orang masih belum ditemukan, seperti yang diwartakan oleh pemerintah militer. Kepala junta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengungkapkan keprihatinannya akan kemungkinan kenaikan jumlah korban tewas dan mengakui bahwa pemerintahannya sedang menghadapi situasi yang sangat menantang. Bantuan internasional pun mulai berdatangan dari negara-negara tetangga seperti India, China, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Rusia.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyatakan bahwa kebutuhan akan bantuan kemanusiaan semakin meningkat setiap jam dengan merosotnya kondisi kehidupan. Amerika Serikat (AS) telah berjanji untuk memberikan bantuan sebesar US$2 juta melalui organisasi bantuan di Myanmar, serta akan mengirimkan tim tanggap darurat untuk membantu upaya penyelamatan. Selain bencana gempa, Myanmar juga sudah dilanda oleh konflik internal dan perang saudara sejak kudeta militer pada tahun 2021 yang menggulingkan pemerintahan terpilih, Aung San Suu Kyi.
Infrastruktur yang rusak dan konflik internal yang terus berlanjut semakin memperburuk kondisi masyarakat Myanmar. Perbaikan rute transportasi, seperti rel kereta api dan bandara yang rusak, menjadi prioritas untuk mempercepat operasi penyelamatan dan pemulihan. Meskipun Badan Geologi AS memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 10.000 jiwa, upaya bantuan dan pemulihan terus dilakukan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana gempa di Myanmar.