Perjanjian Ukraina-AS dan Kemenangan Trump: Potensi Mineral Tanah Jarang

by -36 Views

Ukraina dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan terkait sumber daya mineral tanah jarang. Kesepakatan ini diharapkan dapat ditandatangani pada Jumat (28/2/2025) oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam kunjungannya ke Washington. Namun, perjanjian ini tidak sekadar soal ekonomi-Kyiv berharap bahwa kesepakatan ini juga akan membuka jalan bagi jaminan keamanan dari AS, terutama setelah perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

Menurut seorang pejabat senior Ukraina, kesepakatan ini akan memungkinkan AS untuk secara bersama-sama mengembangkan kekayaan mineral Ukraina, dengan pendapatan yang akan masuk ke dana yang akan menjadi “milik bersama Ukraina dan Amerika.” Pejabat tersebut juga mengungkapkan bahwa rancangan kesepakatan mencantumkan kata “keamanan”, tetapi tidak secara eksplisit menjabarkan komitmen AS terhadap pertahanan Ukraina-sesuatu yang sebelumnya menjadi tuntutan Kyiv dalam negosiasi. Saat ini, para pejabat pemerintah dari kedua negara masih mengerjakan detail-detail teknis sebelum kesepakatan ini ditandatangani.

Zelensky diperkirakan akan berkunjung ke Washington untuk secara langsung menandatangani kesepakatan tersebut dengan Trump pada Jumat. Negosiasi ini sempat mengalami hambatan ketika Trump menuntut agar Ukraina menyerahkan US$500 miliar dalam bentuk mineral langka. Setelah perundingan intensif, Kyiv berhasil menegosiasikan penghapusan angka $500 miliar dari kesepakatan. Meski demikian, Trump tetap berambisi bahwa kesepakatan ini akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah ekonomi antara kedua negara.

Kesepakatan ini terjadi di tengah perubahan kebijakan besar-besaran AS terhadap Ukraina, yang menyebabkan hubungan Kyiv-Washington mendingin dengan cepat. Sejak menjabat kembali sebagai Presiden, Trump telah mengubah pendekatan AS terhadap Rusia, termasuk dengan mengadakan dialog langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump juga sebelumnya menyebut Zelensky sebagai “diktator” dan mendesaknya untuk “bergerak cepat” mengakhiri perang. Zelensky sendiri menanggapi pernyataan Trump dengan sinis, menuduhnya “hidup dalam ruang disinformasi Rusia.”

Source link