Kasus pencurian di toko ritel di Singapura terus meningkat, menyebabkan kekhawatiran bagi para pemilik toko. Menurut laporan kejahatan tahunan Kepolisian 2023, kasus pencurian toko terus meningkat selama tiga tahun terakhir. Jumlah kasus mencapai 3.939 pada tahun 2023, meningkat 21,4% dari tahun sebelumnya. Menyusul laporan tersebut, statistik kejahatan pertengahan tahun 2024 tetap mengkhawatirkan dengan peningkatan jumlah kasus sebanyak 178 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pencurian toko masih menjadi pelanggaran yang tinggi di antara remaja yang ditangkap di paruh pertama tahun lalu.
Polisi mengaitkan peningkatan kasus pencurian toko dengan insiden yang lebih banyak terjadi di supermarket dan toko perawatan kesehatan, dengan lebih dari separuh kasus yang merugikan di bawah S$50. Perusahaan pun telah berkolaborasi dengan polisi untuk mencegah kejadian pencurian di toko, dengan mengimplementasikan langkah-langkah seperti memakai rompi khusus untuk karyawan toko guna meningkatkan kehadiran staf. Teknologi pengenalan wajah juga telah diintegrasikan ke dalam kamera CCTV di supermarket Sheng Siong untuk meningkatkan keamanan dengan mendeteksi pelanggan yang pernah mencuri sebelumnya.
Tidak hanya itu, toko seperti Watsons Singapura dan Mustafa Centre juga menghadapi lonjakan kasus pencurian. Direktur pelaksana Watsons, Irene Lau, menyatakan peningkatan 20% dalam kasus pencurian selama setahun terakhir, sedangkan Mustafa Centre di Little India melaporkan insiden pencurian “hampir setiap hari”. Meskipun demikian, petugas keamanan memperhatikan bahwa beberapa pelanggan mengklaim lupa membayar atau tidak dengan sengaja mencuri. Rekomendasi solusi dilakukan dengan uji coba untuk mengetahui efektivitasnya dalam mencegah pencurian di toko tersebut.