Pemerintah Indonesia terus mendorong program mandatori pencampuran minyak sawit dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar atau biodiesel. Pada bulan Januari 2025, pemerintah mengeluarkan kebijakan B40 yang nantinya akan berkembang menjadi B50 pada tahun 2026. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimis bahwa program ini dapat membantu Indonesia menjadi mandiri dalam pasokan solar tanpa perlu impor. Dalam pengumuman kebijakan tersebut, Bahlil menyatakan bahwa kuota biodiesel untuk tahun 2025 telah ditetapkan sebesar 15,62 juta kilo liter (kl), meningkat 20% dari realisasi penyerapan biodiesel B35 pada tahun 2024. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas bahan bakar dengan memperbaiki kadar air dalam pencampuran biodiesel. Dengan adanya perbaikan ini, pemerintah berencana untuk melanjutkan program pencampuran biodiesel sebesar 50% atau B50 pada tahun 2026, dengan harapan dapat menghilangkan impor BBM jenis solar secara keseluruhan. Program mandatori biodiesel ini menjadi instruksi langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi negara dengan mengurangi ketergantungan pada impor.
“BBM Baru B40 Beredar: Target B50 di 2026”
