Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengkritisi kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memotong biaya perjalanan dinas aparatur sipil negara (ASN). Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, menegaskan bahwa kebijakan tersebut akan berdampak pada sektor terkait seperti akomodasi, makanan minuman, administrasi pemerintahan, transportasi, pergudangan, dan jasa lainnya. Hal ini juga diprediksi oleh Apindo bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2025 tidak akan mengalami perubahan signifikan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tetap stagnan dalam rentang 4,90% hingga 5,20% (yoy).
Menurut Shinta, situasi ekonomi dunia yang belum stabil dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tensi geopolitik, perubahan perdagangan global, dan berakhirnya masa boom komoditas. Di dalam negeri, faktor lain yang mempengaruhi ekonomi adalah pelemahan kelas menengah yang selama ini menjadi konsumen utama, kenaikan PPN pada barang tertentu, dan potensi penurunan jumlah kelas menengah akibat kenaikan UMP tanpa peningkatan produktivitas masyarakat.
Apindo juga mengingatkan bahwa faktor lain seperti pelaksanaan Pemilu dengan timeline yang berulang tahun ini dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi tahun depan jika hanya mengandalkan faktor pertumbuhan musiman. Selain itu, Apindo menyoroti dampak dari pemotongan biaya perjalanan dinas ASN terhadap sektor MICE di daerah. Semua ini menjadi perhatian utama bagi Apindo dan pengusaha yang tergabung di dalamnya dalam menghadapi situasi ekonomi yang sulit diprediksi.
