Putin Terposisi Terjepit, Ekonomi Rusia Memperburuk Masalah

by -11 Views
Putin Terposisi Terjepit, Ekonomi Rusia Memperburuk Masalah

Institut Studi Perang (ISW) mengungkapkan Kremlin khawatir tentang kemungkinan dampak ekonomi Rusia, meskipun Presiden Vladimir Putin optimis tentang pertumbuhan negara tersebut di tengah tingginya inflasi. Meskipun Rusia telah mengatasi ketidakstabilan keuangan akibat sanksi Barat, pertumbuhan ekonomi negara tersebut tetap relatif tinggi, terutama didorong oleh pengeluaran militer yang mencatat rekor. Putin secara terbuka menyuarakan kekhawatiran tentang kenaikan harga, tetapi dia juga menyoroti pencapaian positif dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 4% pada akhir tahun dan pertumbuhan PDB sebesar 4,1% pada Oktober, terutama dari sektor manufaktur.

Menurut ISW, pernyataan Putin menunjukkan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi setelah Bank Sentral mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan yang sudah mencapai 21%. Namun, ada kekurangannya karena Putin tidak mencatat tingkat pengangguran rendah karena banyak warga yang terlibat dalam konflik di Ukraina, sehingga negara menghadapi kekurangan tenaga kerja yang signifikan. Inflasi di Rusia telah melampaui target Bank Sentral sebesar 4%, mencapai angka 9% dengan kenaikan harga sebesar 1,51% pada bulan November.

Kenaikan biaya hidup memicu kekhawatiran di kalangan warga Rusia, terutama terkait harga produk pokok seperti kentang, susu, dan mentega. Data Bank Sentral menunjukkan penurunan tabungan warga Rusia ke titik terendah sejarah, sementara nilai tukar rubel terhadap dolar AS mencapai titik terendah dalam 32 bulan. Sanksi terbaru AS terhadap Rusia merugikan sektor keuangan, termasuk larangan pembelian valuta asing di pasar mata uang domestik oleh Bank Sentral hingga akhir tahun 2024. Upaya Putin untuk menahan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi Rusia semakin rumit dengan kondisi ekonomi yang terus memburuk.