Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengungkapkan alasan mengapa konser-konser di Indonesia tetap ramai dikunjungi meskipun ada isu pelemahan daya beli. Menurutnya, tekanan daya beli tidak dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan data nasabah Bank Mandiri, Andry menyatakan bahwa fenomena menabung atau “mantab” hanya dialami oleh golongan menengah dan bawah. Namun, golongan menengah-atas dan atas justru mencatatkan lonjakan nilai tabungan.
Menurut Andry, indeks tabungan kelas menengah-atas dan atas tetap stabil di level 100 pada awal tahun 2024, namun terus meningkat hingga mencapai 106,2 pada Juli 2024. Lonjakan ini menyebabkan golongan ini masih memiliki daya beli yang kuat meskipun harga tiket konser tidak murah.
Andry juga memperkirakan bahwa daya beli yang kuat dari golongan menengah-atas ini akan mempengaruhi strategi penjualan para produsen. Ia menduga bahwa produsen dan penjual akan menerapkan strategi penetapan harga yang berbeda untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dengan adanya kesediaan untuk membayar yang tinggi dari golongan menengah-atas, strategi ini kemungkinan akan diterapkan untuk memperluas pasar mereka. “Mereka masih memiliki kesediaan untuk membayar, jadi strategi pengusaha adalah melakukan diskriminasi harga untuk memperluas pasar menengah-atas dan atas,” kata Andry.
Artikel ini tersedia secara lengkap di sini.
(rsa/haa)