Badan Geologi Mengumumkan Ditemukan ‘Harta Karun’ Minyak di Majalengka

by -34 Views
Badan Geologi Mengumumkan Ditemukan ‘Harta Karun’ Minyak di Majalengka

Pusat Survei Geologi di bawah Badan Geologi telah melakukan survei geofisika terintegrasi gravity dan passive seismic tomography (PST) untuk mempelajari kondisi bawah permukaan di Sub Cekungan Majalengka. Studi tersebut dapat menginterpretasikan struktur jebakan pada Sub Cekungan Majalengka.

Menurut Badan Geologi, Sub Cekungan Majalengka merupakan bagian timur dari Cekungan Bogor yang membentang dari daerah Rangkasbitung (Banten) hingga daerah Kuningan (Jawa Barat). Di daerah Majalengka dan sekitarnya, Cekungan Bogor berbatasan langsung dengan Cekungan Jawa Barat Utara (North West Java Basin) di sebelah utaranya.

“Terdapat beberapa lapangan migas berproduksi pada cekungan ini, di antaranya Jatibarang, Randegan, dan Akasia Bagus. Berdasarkan keberadaan rembesan minyak dan sejarah eksploitasi migas, Sub Cekungan Majalengka merupakan area dengan petroleum system aktif,” terang Badan Geologi, seperti yang dikutip dari website resminya, Senin (30/9/2024).

Tercatat sumur produksi minyak pertama di Indonesia dibor di area ini oleh Jan Reerink pada tahun 1871 berdasarkan temuan rembesan minyak di lereng barat Gunung Ciremai. Sumur tersebut menghasilkan 6.000 liter minyak bumi, menunjukkan adanya pembentukan minyak di bawah permukaan area tersebut.

Sub Cekungan Majalengka belum dieksplorasi secara optimal karena kendala teknis, termasuk tutupan endapan vulkanik dari Gunung Tampomas, Gunung Ciremai, dan gunungapi lainnya. Kendala ini menyebabkan scattering gelombang seismik pada aplikasi seismik konvensional dan citra blur pada penampang seismik.

Hasil survei geofisika terintegrasi menunjukkan adanya fitur menarik pada cekungan ini. Sub Cekungan Majalengka teridentifikasi dengan baik dari data anomali Bouger berupa pola anomali rendah berorientasi barat laut-tenggara. Secara vertikal, cekungan tercitrakan dari hasil inversi data gaya berat sebagai struktur graben hasil proses rifting.

“Sub Cekungan Majalengka juga tercitrakan dengan baik pada model kecepatan gelombang P dari data PST. Indikasi keberadaan migas sudah cukup tegas dari rembesan minyak maupun dari catatan sejarah eksploitasi migas,” tambah Badan Geologi.

Hasil integrasi survei geofisika ini menjadi data awal yang cukup baik untuk penelitian lebih lanjut mengingat potensi migas yang ada di Sub Cekungan Majalengka.