JAKARTA, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan drastis jumlah kelas menengah di Indonesia. Sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah rentan ‘turun kasta’ ke kelas menengah rentan hingga kelompok rentan miskin. Di sektor riil hal itu terlihat dari anjloknya penjualan mobil di Indonesia.
“Ya penjualan mobil itu jadi indikasi kondisi masyarakat kita, karena mayoritas pembeli mobil tadi ya dari kelas menengah. Kalau itu turun penjualan juga pasti linear,” kata Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu dalam media Diskusi Bioethanol dan FFV Test Drive di Karawang, Kamis (5/9/2024).
Adapun penjualan mobil secara wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer pada periode Januari-Juli 2024 hanya sebanyak 484.235 unit. Angka itu turun 17,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 586.931 unit.
“Dapat 900 ribu unit di tahun ini aja sudah bagus, kalau tembus 1 juta unit cukup sulit, ya karena daya beli juga lagi menurun,” kata Martinus.
Untuk membangkitkan industri tentu harus ada permintaan yang memadai di dalam negeri maupun pasar ekspor. Ia mengingatkan agar jangan sampai industri kena getah seperti kasus di negara lain.
“Kalau nggak disikapi hati-hati jangan sampai kita seperti kasus Thailand, industri pada kabur, berapa juta orang industri dari komponen menganggur kan,” sebut Martinus.
Artikel ini dapat disimak melalui tautan berikut: [https://cnbcindonesia.com/news/20240813184458-8-562780/video-penjualan-mobil-ri-ambrol-17-lcgc-ikut-terjungkal-13](https://cnbcindonesia.com/news/20240813184458-8-562780/video-penjualan-mobil-ri-ambrol-17-lcgc-ikut-terjungkal-13)
(HOI/HOI)