Jakarta, CNBC Indonesia – Banjirnya pakaian impor murah asal China nampak jelas di Pusat Grosir Tanah Abang. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lantai 1 Jembatan Blok A Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat hari ini, Jumat (9/8/2024), dapat terlihat sejauh mata memandang, pakaian impor asal China, termasuk baju bayi dan anak, terpampang dan dipajang rapih di kios-kios para pedagang.
Mirisnya, baju-baju anak dan bayi itu juga tidak dilabel SNI atau penanda Standar Nasional Indonesia (SNI). Padahal, pakaian anak dan pakaian bayi termasuk produk yang harus memenuhi SNI alias berlaku SNI Wajib.
Satu-satunya label yang menempel di baju-baju tersebut hanya label merek nama dagang China, seperti Yi Yi Ya, CUADN dan Lebeia.
Bukan hanya tak memiliki label SNI, keterangan metode pencucian di baju-baju tersebut pun berbahasa China.
Padahal, pakaian anak dan pakaian bayi termasuk produk yang harus memenuhi SNI alias berlaku SNI Wajib, yaitu SNI yang telah direvisi dan diamandemen dengan SNI 7617:2013. SNI ini mengatur persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain. Serta SNI 7617:2013/Amd1:2014 memuat persyaratan zat warna azo, kadar formaldehida dan kadar logam terekstraksi pada kain. Produk tekstil ini diwajibkan mengantongi Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI. Dengan begitu, baru dapat menggunakan label SNI Wajib pada produknya.
Ketentuan ini ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No 7/2014 tentang Pemberlakuan SNI Persyaratan Zat Warna Azo, Kadar Formaldehida dan Kadar Logam Terekstraksi pada Kain untuk Pakaian Bayi secara Wajib.
Foto: Baju anak tanpa label SNI di Pasar Tanah Abang, Jumat (9/8/2024). (CNBC Indonesia/martyasari Rizky)
Baju anak tanpa label SNI di Pasar Tanah Abang, Jumat (9/8/2024). (CNBC Indonesia/martyasari Rizky) |
Harga Super Murah
Harganya pun terbilang sangat murah, satu potong baju anak hanya dihargai Rp20.000-Rp50.000 saja, tergantung ukuran dan model pakaian.
“Kalau yang kaos itu untuk anak-anak umur 1-2 tahun. Harganya Rp20.000 (per pieces), tapi harus grosir, harus ambil 4 pieces. Jadi (total) harganya Rp80.000,” kata Celine, pedagang di lantai 1 Jembatan Blok A Pasar Tanah Abang.
Sementara untuk harga baju bayi, Celine membanderol baju tersebut mulai dari Rp25.000-Rp35.000 per pieces. Adapun harga baju bayi lebih mahal dijualnya, kata dia, karena baju bayi memiliki bahan yang lebih lembut ketimbang baju anak untuk umur 1-2 tahun.
“Kalau bayi ini lembut bahannya, Rp25.000-Rp35.000 (per pieces). Beli 4 jadi Rp100.000 an,” ucapnya.
Baju-baju anak yang dijual Celine merupakan baju impor asal China. Hal ini terlihat jelas dari name tag baju tersebut yang merupakan nama merek China, serta dilengkapi tulisan ‘Made in China’.
“Ini barang impor dari China. Murah tapi bagus,” kata dia.
Foto: Baju anak impor merajalela di Pasar Tanah Abang. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Baju anak impor merajalela di Pasar Tanah Abang. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi) |
Spesifikasi Baju Impor di Pasar Tanah Abang
Penasaran dengan kualitas barangnya, CNBC Indonesia pun menilik lebih detail jahitan sampai dengan bahan dari pakaian impor asal China tersebut. Jika dilihat dari jahitannya, baju impor asal China cenderung memiliki jarak antar jahitan yang renggang, sehingga akan mudah sobek.
Sementara jika dilihat dari segi bahan, baju impor asal China cenderung menggunakan bahan katun kualitas standar. Di mana jika dipegang, bahan itu terasa sedikit kasar dan tidak menyerap keringat. Sehingga, jika dipakai untuk aktivitas di luar ruangan, baju itu akan terasa tidak nyaman dipakai karena membuat gerah.
Namun jika dilihat dari segi motif atau model, baju anak impor asal China mungkin lebih unggul ketimbang produk lokal. Sebab, baju-baju impor asal China itu memiliki motif dan model yang lebih beragam dan menarik. Sekilas mata memandang, konsumen mungkin seakan terhipnotis untuk membelinya.
(dce)
Next Article
Baju Anak Impor Banjiri Pasar Tanah Abang, Tanpa Label SNI-Super Murah