Sekutu Putin Menyebut Amerika Serikat Sebagai Dalang Penangkapan CEO Telegram Pavel Durov

by -41 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang sekutu senior Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat (AS) berada di balik penangkapan Pavel Durov, pendiri dan CEO platform pengiriman pesan Telegram. Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Duma Negara Rusia, mengatakan bahwa Washington melalui Prancis, berusaha untuk mengendalikan Telegram. Namun ia tak memberikan bukti yang mendukung pernyataannya. “Telegram adalah salah satu dari sedikit dan sekaligus platform Internet terbesar yang tidak dapat dipengaruhi oleh Amerika Serikat,” kata Volodin dalam sebuah unggahan pada Selasa (27/8/2024), seperti dikutip Reuters.

“Menjelang pemilihan presiden AS, penting bagi (Presiden Joe) Biden untuk mengendalikan Telegram.” Durov, pengusaha kelahiran Rusia, ditangkap di Prancis pada akhir pekan lalu. Jaksa penuntut Prancis pada Senin mengatakan ia ditangkap sebagai bagian dari penyelidikan atas kejahatan yang terkait dengan pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform tersebut. Gedung Putih belum mengomentari penangkapan Durov. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa penangkapan itu “sama sekali bukan keputusan politik.” Sementara itu, Kremlin pada Senin mengatakan belum melihat adanya tuduhan resmi Prancis terhadap Durov. Aplikasi Telegram terenkripsi, yang berbasis di Dubai, memiliki hampir 1 miliar pengguna dan sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.

Setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada tahun 2022, Telegram telah menjadi sumber utama konten yang tidak difilter – dan terkadang grafis dan menyesatkan – dari kedua belah pihak tentang perang dan politik seputar konflik tersebut. Platform tersebut telah menjadi apa yang oleh beberapa analis disebut sebagai “medan perang virtual” untuk perang tersebut, yang banyak digunakan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pejabatnya, serta pemerintah Rusia.

(luc/luc)