Beginilah Cara Pemerintah Mengganti Listrik dari PLTU yang Pensiun Dini

by -90 Views
Beginilah Cara Pemerintah Mengganti Listrik dari PLTU yang Pensiun Dini




Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengebut pembangunan jaringan transmisi kelistrikan Jawa-Sumatera untuk memasok listrik yang bersumber dari energi bersih.

Langkah ini dilakukan untuk menggantikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 berkapasitas 660 Megawatt (MW) yang akan diakhiri masa operasinya lebih cepat.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyadari sumber EBT yang berada di Pulau Jawa belum memungkinkan untuk mendukung rencana pensiun dini PLTU Cirebon-1. Khususnya seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang hanya memiliki kapasitas yang cukup kecil.

“Saya waktu itu udah identifikasi geothermal sama hydro itu potensinya cuman 30 MW, 20 MW, 40 MW, kecil kecil dan terpecah. Kalau kita mau hydro power di Jawa, itu harus membangun dari sekarang perlu 7 tahun, 12 tahun loh untuk bangun PLTA. Misal ini kita start geothermal dibangun, ini belum nutup kan bangunnya lama misalnya 10 tahun, nah dalam waktu 10 tahun sebetulnya kurang waktu untuk membangun satu satu tadi. Meski kita memenuhi 660 MW,” kata Eniya dikutip Rabu (21/8/2024).

Oleh sebab itu, diperlukan dukungan pasokan sumber EBT yang berasal dari luar pulau Jawa untuk menggantikan PLTU Cirebon-1. Salah satu caranya melalui percepatan pembangunan jaringan transmisi kelistrikan Jawa-Sumatera yang semula ditargetkan dapat terealisasi pada 2028 menjadi lebih maju ke 2026.

“Tadinya 2028, tapi harus terjadi 2026, lebih maju. Jadi transmisi dari Sumatera ke Jawa harus ada, itu duluan dan harus selesai sebelum 2028,” katanya.

Seperti diketahui, rencana pemerintah Indonesia merealisasikan program penghentian operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1 lebih cepat dari rencana awal, alias pensiun dini sudah di depan mata.

Hal ini menyusul tercapainya kesepakatan antara Asian Development Bank (ADB) dengan pemerintah Indonesia dibawah naungan program Energy Transition Mechanism (ETM) untuk program pensiun dini PLTU Cirebon-1.

Penandatanganan yang tidak mengikat tersebut diteken di sela acara COP28 di Dubai (3/12) antara PT PLN (Persero), PT Cirebon Electric Power (CEP) sebagai Independent Power Producer (IPP) dan Indonesia Investment Authority (INA).

Di dalam kesepakatan ini PLTU Cirebon-1 akan mengakhiri operasionalnya pada Desember 2035 atau tujuh tahun lebih cepat dari jadwal sebelumnya yakni Juli 2042. Adapun transaksi akan dirampungkan pada paruh pertama 2024.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa optimistis kerangka perjanjian kerja ini menjadi perkembangan yang cukup penting. Terutama bagi transisi energi di Indonesia guna mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.

“ADB akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia dan kawasan untuk menunjukkan bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dan bahan bakar fosil lainnya dapat dihentikan sejak dini dengan cara yang adil dan terjangkau,” Ujar Asakawa dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (4/12/2023).

(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Jokowi Tak Paksakan ASN Pindah ke IKN Hingga AS Jual Jet Tempur





Next Article



RI Jadi Sorotan Dunia Gara-gara Berani Pensiunkan PLTU