Presiden Rusia Vladimir Putin akan melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk bertemu dengan Kim Jong Un pada Selasa (16/6/2024). Kremlin menyatakan bahwa tujuan perjalanan tersebut adalah kunjungan “persahabatan” yang dilakukan dalam tengah-tengah kecurigaan Barat terhadap Pyongyang yang diduga memasok senjata ke Moskow untuk menyerang Ukraina. Kunjungan tersebut dilakukan saat Putin mencari amunisi untuk melanjutkan kampanye militer yang telah membuat Moskow terisolasi secara global sejak Februari 2022.
Selain itu, kunjungan ini dilakukan sembilan bulan setelah Putin menjamu Pemimpin Korut Kim Jong Un dalam perjalanan langka ke Timur Jauh Rusia. “Presiden Vladimir Putin akan pergi ke Republik Demokratik Korea pada 16 Juni dalam kunjungan kenegaraan persahabatan,” kata Kremlin dalam pernyataannya. Setelah Korut, Putin akan melakukan perjalanan ke Vietnam.
Rusia, Korea Selatan, dan Kyiv menuduh Pyongyang mengirim senjata ke Moskow untuk digunakan di Ukraina, yang melanggar sanksi PBB terhadap Korut. Pada bulan Maret, Rusia menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri pemantauan PBB atas pelanggaran sanksi Korut, yang dianggap sebagai kemenangan bagi Pyongyang.
Hubungan antara Rusia dan Korut semakin erat meskipun terisolasi secara diplomatis. Putin dan Kim Jong Un telah saling memberikan hadiah dan berjanji untuk melakukan kunjungan balasan. Mereka juga telah menyatakan kemungkinan kerja sama militer dalam pertemuan sebelumnya.
Di samping itu, Korut dilaporkan telah menggunakan peluru Korut di medan perang Ukraina. Hal ini memperkeruh hubungan antara Rusia dan Korea Selatan yang merupakan pendukung Ukraina. Korsel juga telah memberlakukan sanksi terhadap individu dan perusahaan Rusia serta Korea Utara yang diduga terlibat dalam perdagangan senjata.
Seoul adalah eksportir senjata utama ke Kyiv dan telah berjanji untuk mempertahankan dukungannya terhadap Ukraina. Hubungan antara Moskow dan Seoul pun menjadi semakin tegang seiring dengan kedekatan Rusia dengan Pyongyang. Akan tetapi, baik Rusia maupun Korut membantah bahwa senjata Korut digunakan di Ukraina.