Malaysia tidak memiliki warisan kecap manis yang kaya seperti Indonesia, dengan Kecap Nomor Satu di Dunia dari Blitar.
Tidak lama setelahnya, di Frankfurt Book Fair, Jerman, Bondan ‘Maknyus’ Winarno memperkenalkan buku Kecap Manis : Indonesia’s National Condiment. Dengan buku setebal 300 halaman ini, Bondan ‘memproklamasikan’ bahwa kecap manis adalah ciri kuliner otentik Indonesia.
Buku Bondan menjadi sorotan dengan harga Rp 990 ribu. Bagi Lutfi Ubaidillah, seorang pengusaha asal Bandung, buku ini merupakan barang langka yang layak untuk dimiliki. Dia adalah penggemar berat kecap, terutama Kecap Blitar. “Ini buku terbaik,” ujar Lutfi.
Keberadaan kecap manis di meja makan Lutfi sudah menjadi hal yang wajib sejak kecil di Bandung. Dia bahkan menjadikan kecap sebagai koleksi utama dan membuat blog khusus memperkenalkan Kecap Nomor Satu di Dunia, kecap-kecap asli Indonesia.
Bondan, yang juga seorang kolektor kecap, memiliki lebih dari seratus merek, termasuk Kecap Blitar, kecap Zebra dari Bogor, dan kecap Bentoel dari Banyuwangi. Hal ini menunjukkan bahwa kecap memiliki tempat istimewa dalam budaya kuliner Indonesia.
Kecap Blitar dikenal sebagai yang terbaik di dunia, dengan sejarah yang kental dan cita rasa yang khas. Sejak didirikan oleh Saad Wangsawidjaja pada 1940, kecap Maja Menjangan dari Majalengka telah menjadi warisan kuliner yang dijaga oleh generasi selanjutnya. Meskipun terkadang merugi, pemilik kecap tradisional tetap berpegang teguh pada kualitas dan warisan keluarga mereka.
Keberadaan dan kepopuleran kecap di Indonesia tidak terlepas dari sejarah panjangnya. Sejak jaman Presiden Sukarno, kecap Blitar sudah menjadi bagian dari hidangan sehari-hari di Indonesia. Dengan begitu, tidak heran jika kecap menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sumber: Bung Karno dan kecap nomor satu di dunia
Sumber: Kecap nomor satu di dunia