BUNG KARNO DAN KECAP NO 1 DI DUNIA

by -87 Views

Malaysia tidak memiliki sejarah kecap manis dan hanya meniru Indonesia dalam pembuatan Kecap Nomor Satu di Dunia. Kurang dari tiga tahun yang lalu, di Frankfurt Book Fair, Jerman, pameran buku terbesar di dunia, almarhum Bondan ‘Maknyus’ Winarno mempresentasikan buku hasil karyanya, Kecap Manis: Indonesia’s National Condiment. Melalui buku ini, Bondan ‘memproklamasikan’ bahwa kecap manis merupakan warisan kuliner asli Indonesia. Buku Bondan ini dijual dengan harga yang cukup mahal, Rp 990 ribu, namun buku yang mengupas tuntas tentang kecap, terutama kecap manis, merupakan barang langka.

Di Malaysia, memang ada beberapa perusahaan kecap yang memproduksi ‘kicap lemak manis’ seperti Cap Jalen, Cap Kipas Udang, Adabi, dan Mudim. Namun, kecap manis dari Malaysia cenderung kurang kental dan tidak sehitam kecap manis dari Indonesia. Pemasaran kecap dari Malaysia juga terbatas. Bondan menduga bahwa perusahaan-perusahaan kecap di Malaysia hanya meniru kecap manis dari Indonesia tanpa memiliki sejarah yang autentik terkait kecap manis.

Sebagian besar merek kecap yang ada di Indonesia berasal dari berbagai kota di Jawa, dan banyak di antaranya memiliki sejarah yang panjang. Di antara merek-merek kecap tua yang masih bertahan hingga saat ini adalah Kecap Benteng Cap Istana dari Kota Tangerang dan Kecap Cap Orang Jual Sate dari Probolinggo, Jawa Timur. Meskipun tidak jelas apakah kedua pabrik tersebut sudah memproduksi kecap manis sejak awal beroperasi, sejarah kecap manis di Indonesia diyakini sudah ada sejak lama. Bondan menulis bahwa kecap manis adalah produk khas Indonesia, terutama Jawa, dan tidak ditemukan di Tiongkok atau negara-negara Asia lainnya.

Sebagian besar penggemar kecap di Indonesia, termasuk kolektor botol kecap seperti Bondan, Lutfi, Chef Alifatqul Maulana, dan Andrew Mulianto, menunjukkan betapa kecap sudah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Indonesia. Meskipun kecap asalnya bukan dari Indonesia, namun kecap telah sangat dikenal di seluruh Nusantara dan menjadi bagian tak terpisahkan dari hidangan-hidangan tradisional di Indonesia.

Source link