Iran memberikan peringatan terbaru kepada Israel yang masih mempertimbangkan untuk membalas serangan Teheran pada akhir pekan lalu. Iran mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Kamis (18/4/2024) bahwa Israel “harus dipaksa untuk menghentikan petualangan militer lebih lanjut yang bertentangan dengan kepentingan kami” seiring dengan tuntutan PBB. Adapun Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa Timur Tengah berada dalam “momen yang paling berbahaya”.
Israel mengatakan pihaknya akan membalas serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada 13 April, yang menurut Teheran dilakukan sebagai tanggapan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus awal bulan ini. “Jika terjadi penggunaan kekuatan oleh rezim Israel dan melanggar kedaulatan kami, Republik Islam Iran tidak akan ragu sedikit pun untuk menegaskan hak bawaannya untuk memberikan tanggapan yang tegas dan tepat agar rezim tersebut menyesali tindakannya,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, dilansir Reuters.
Pernyataannya muncul setelah seorang komandan Garda Revolusi Iran mengatakan pada Kamis pagi bahwa Iran dapat meninjau kembali “doktrin nuklirnya” menyusul ancaman Israel. Pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai Timur Tengah tersebut, Guterres mendesak pengendalian diri secara maksimal. “Ini adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri siklus pembalasan berdarah. Ini adalah waktu yang tepat untuk menghentikannya,” kata Guterres. “Komunitas internasional harus bekerja sama untuk mencegah tindakan apa pun yang dapat membuat seluruh Timur Tengah terpuruk, yang berdampak buruk pada warga sipil.”
Berbicara sebelumnya di Dewan Keamanan, Duta Besar PBB Israel Gilad Erdan mengkritik kehadiran Amirabdollahian di badan dunia tersebut. “Dia di sini untuk mengejek Anda. Dia di sini untuk menunjukkan kepada Anda semua – dengan pakaian Anda dan dengan keramahan diplomatik Anda – bahwa negaranya dapat melancarkan serangan terhadap negara anggota lainnya pada hari Sabtu, dan kemudian dia dapat datang ke sini pada hari Kamis untuk memberi kuliah kepada Anda semua tentang hak asasi manusia dan hukum internasional,” kata Erdan.