Revealing the Role of the US in the Bloody Concert in Russia: New Facts Emerge

by -54 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Jawaban baru dari teka-teki “konser berdarah” di Moskow, Rusia kembali ditemukan. Kali ini, Amerika Serikat (AS) kembali menegaskan posisinya dalam serangan di hall konser yang menewaskan 137 orang pada beberapa pekan lalu.

Melansir dari The Washington Post, AS telah memberikan peringatan lebih dari dua minggu sebelum serangan, yakni menyebut bahwa ISIS akan melancarkan serangan berdarah di Gedung Crocus City.

“Meskipun Washington secara rutin berbagi informasi tentang kemungkinan serangan teroris dengan negara-negara asing, berdasarkan kebijakan yang dikenal sebagai kewajiban untuk memperingatkan,” kata para pejabat dan pakar, dikutip Sabtu (6/4/2024).

“Namun, memberikan informasi mengenai target spesifik kepada musuh merupakan hal yang tidak biasa,” lanjutnya.

Identifikasi AS terhadap gedung konser Crocus sebagai target potensial menimbulkan pertanyaan baru tentang mengapa pihak berwenang Rusia gagal mengambil tindakan. Padahal, AS sebelumnya telah memberikan sinyal peringatan sebelumnya yang meminta warganya di negara itu menghindari kerumunan pada 7 Maret 2024 lalu.

Namun, pada saat itu Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut peringatan itu sebagai ‘upaya menakuti warga’. Tidak jelas juga bagaimana pemerintah Rusia mengambil tindakan sehubungan dengan peringatan AS ini.

Salah satu cabang ISIS di Asia Tengah, ISIS-K, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Juru Bicara Kremlin tidak menanggapi pertanyaan tentang peringatan AS terkait Balai Kota Crocus. Namun, kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin mengatakan bahwa benar Washington memberi informasi terkait serangan, tetapi hal itu terlalu umum.

“Informasi AS terlalu umum dan tidak memungkinkan kami untuk mengidentifikasi sepenuhnya mereka yang melakukan kejahatan mengerikan ini,” ujarnya.

Meskipun demikian, seorang karyawan bernama Islam, Khalilov mengatakan bahwa staf Crocus telah diberitahu tentang kemungkinan serangan teroris, tidak lama setelah peringatan publik yang dikeluarkan AS pada 7 Maret.

“Kami diperingatkan akan adanya serangan teroris dan kami diinstruksikan tentang apa yang harus dilakukan dan ke mana harus membawa orang,” kata Khalilov dalam wawancara dengan Dmitry Yegorov, jurnalis olahraga terkenal Rusia.

Sementara itu, meski terdapat kurangnya keamanan dan antisipasi yang efektif di balai Crocus City, Rusia menganggap serius peringatan Washington terkait potensi serangan di sinagoga Moskow. Info ini diketahui juga disampaikan bersamaan dengan potensi serangan Crocus City.

“Sehari setelah Moskow menerima informasi tersebut, Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) mengumumkan bahwa mereka telah mencegah serangan ISIS terhadap sinagoga di Moskow,” papar seorang pejabat AS.