Jakarta, CNBC Indonesia – Kekerasan yang dilakukan oleh gangster di Haiti semakin menjadi-jadi. Serangan bahkan dilakukan ke bank sentral, Bank of Republic Haiti (BRH), di ibu kota Port-au-Prince, Selasa waktu setempat.
Dilaporkan bahwa “sekelompok penjahat” berupaya menyerang gedung bank. Baku tembak bahkan terjadi dengan penjaga keamanan bank, polisi, dan angkatan bersenjata.
“Seorang penjaga keamanan bank ditembak dan terluka,” kata seorang karyawan yang menjadi saksi mata dikutip dari AFP, Rabu (20/3/2024).
“Tiga atau empat tersangka penjahat dibunuh,” tambahnya tanpa menyebut nama.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh BRH. Dalam cuitan di media sosial (medsos) X, bank sentral menyebut penyerangan telah dilakukan di lokasi BRH di Rue Pavee.
Meski demikian, upaya kejahatan para gangster berhasil digagalkan. Pasukan keamanan dan penjaga bank telah beraksi dengan profesional dan efisien.
“Haiti telah diguncang kekerasan geng sejak akhir Februari. Ini dimulai ketika para gangster menggerebek sebuah penjara, membebaskan ribuan narapidana, dan mendesak Perdana Menteri (PM) Ariel Henry untuk mengundurkan diri.
Henry akhirnya setuju untuk mundur guna memungkinkan pembentukan pemerintahan sementara, dengan tekanan dari negara-negara tetangga di Karibia dan Amerika Serikat (AS).
Pembicaraan antara partai politik dan lainnya sedang berlangsung untuk membentuk dewan transisi guna menunjuk PM sementara agar negara siap untuk mengadakan pemilu di masa mendatang.
Haiti saat ini tidak memiliki presiden atau parlemen. Pemilu terakhir diadakan pada tahun 2016.
Belum ada batas waktu resmi untuk pembentukan dewan ini, namun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mendesak agar tindakan tersebut segera dilakukan.
Meskipun PM telah mundur, situasi masih mencekam. Warga masih dalam status jam malam dan keadaan darurat. Gardu listrik di beberapa daerah metropolitan Port-au-Prince terputus akibat serangan gangster.
Mayat juga ditemukan di jalan-jalan dalam kekerasan Selasa di dua kawasan elite di negara itu. Setidaknya terdapat 14 mayat yang ditemukan dan dievakuasi oleh warga.
Belum ada informasi apakah pasukan keamanan PBB akan turun ke lokasi. Awalnya, pasukan PBB dari Kenya dijadwalkan turun ke Haiti namun dibatalkan seiring dengan pengunduran diri PM.
(Artikel ini dikutip dari CNBC Indonesia)