Sri Mulyani Membawa Oleh-oleh untuk AHY yang Membuat Terkejut!

by -93 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan oleh-oleh secara khusus untuk Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono.

Oleh-oleh tersebut adalah hasil pertemuan antara menteri keuangan dan gubernur Bank Sentral (FMCBG) negara-negara anggota G20 yang membahas kondisi ekonomi global tahun ini. Pertemuan tersebut diadakan di Brasil pada akhir bulan lalu.

“Karena saya baru kembali dari G20, sedikit oleh-oleh untuk Mas AHY,” kata Sri Mulyani saat memberikan pemaparan di acara Rakernas ATR/BPN, seperti dikutip Senin (11/3/2024).

Namun, isi oleh-oleh dari hasil pertemuan G20 tersebut adalah kabar buruk mengenai prospek ekonomi di 2024. Sri Mulyani menyatakan bahwa kondisi perekonomian dunia di 2024 diprediksi masih lemah dan tidak menggembirakan.

Kondisi tersebut disebabkan oleh efek pandemi Covid-19 dan ketegangan geopolitik akibat perang. Munculnya scaring effect terhadap ekonomi akibat Covid-19 mengakibatkan pemulihan yang tidak merata di berbagai negara di dunia.

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan bahwa kondisi perekonomian tersebut diperparah oleh ketegangan politik yang disebabkan oleh perang. Harga pangan dan energi naik secara signifikan, yang kemudian menyebabkan tingginya inflasi di banyak negara maju.

Menkeu mencontohkan bahwa inflasi di negara-negara Eropa yang biasanya 0% sekarang naik. Hal yang sama terjadi di Jepang yang biasanya mengalami inflasi rendah bahkan deflasi, namun sekarang harus menghadapi inflasi yang tinggi.

“Dengan adanya kombinasi kenaikan harga pangan dan energi serta gangguan rantai pasokan, inflasi terjadi di banyak negara maju,” ujarnya.

Dia menyatakan bahwa kenaikan harga tersebut direspon dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara maju. Kenaikan tersebut bukanlah sedikit, tapi bisa mencapai hingga 500 basis poin dan dalam periode yang cukup lama. Kondisi tersebut, yang sering disebut higher for longer, berdampak pada negara berkembang seperti Indonesia.

Menurutnya, suku bunga berperan seperti vacuum cleaner yang menarik modal asing keluar dari negara berkembang.

“Dana cenderung keluar, karena suku bunga menarik modal keluar dari negara berkembang dan negara berkembang, ini mengakibatkan tekanan pada mata uang negara berkembang dan banyak di antaranya memiliki kondisi fiskal yang tidak sehat,” kata Sri Mulyani.

Dia menekankan bahwa dalam situasi dunia yang tidak menguntungkan ini, diperlukan konsolidasi yang kuat antara Kementerian dan lembaga di dalam negeri. Menurutnya, Kementerian ATR/BPN yang dipimpin oleh AHY dapat memainkan peran penting karena berkaitan langsung dengan investasi dan perekonomian.

“Saya yakin ini adalah waktu yang penting untuk konsolidasi, saya diminta untuk menyampaikan kondisi perekonomian dan bagaimana APBN dapat mendukung berbagai kebijakan di bidang agraria dan tata ruang yang merupakan salah satu kunci dalam investasi, perekonomian, dan keadilan masyarakat,” ujar Sri Mulyani.

[Gambas:Video CNBC]