Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menyatakan bahwa faktor geopolitik dan situasi global akan mempengaruhi masa depan Indonesia. Menurutnya, kegagalan dalam mengelola transisi kekuasaan dapat mengakibatkan risiko kekacauan sosial yang serius.
Dalam konteks Pilpres kali ini, aspek global seperti geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi memiliki peran yang sangat penting. Budiman menekankan bahwa Indonesia memerlukan pemimpin strategis dan visioner untuk mengelola tantangan global dengan baik.
Dia mengidentifikasi tiga faktor geopolitik yang menjadi risiko global saat ini, yaitu kondisi pascapandemi, perang antarnegara besar, dan revolusi industri keempat yang didorong oleh teknologi digital dan biologis.
Budiman menyoroti kondisi dunia saat ini dalam pemulihan pasca pandemi yang serupa dengan masa pemulihan dari Pandemi Flu Spanyol seabad yang lalu. Dia juga menekankan konflik-konflik yang terus berlangsung di beberapa negara, seperti perang di Ukraina antara Barat dan Rusia.
Selain itu, Budiman juga mengingatkan akan pentingnya mengantisipasi dampak dari revolusi industri keempat. Dia menekankan perlunya kepemimpinan yang strategis dan visioner yang dapat berkelanjutan, terutama dalam menghadapi konflik antarkelas dan konflik suku atau agama.
Budiman juga mengingatkan bahwa Indonesia rentan terhadap dominasi dan kepentingan asing jika tidak dikelola dengan baik. Dia menegaskan bahwa Pemilu 2024, terutama Pemilihan Presiden, merupakan momen krusial yang akan menentukan arah Indonesia dalam merespons dinamika global.
Saat ini, Indonesia berada dalam posisi global yang strategis di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Budiman menekankan perlunya melanjutkan momentum ini dengan transisi kepemimpinan yang damai dan visioner.
Dengan menghadapi tantangan global, Indonesia dihadapkan pada pilihan krusial untuk mengelola dinamika global dengan bijaksana dan memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. (SENOPATI)
