Dua Negara Menghentikan Penggunaan Dolar untuk Perdagangan, Mengucapkan Selamat Tinggal!

by -101 Views

Iran Dan Rusia Tukar Dolar AS dengan Mata Uang Lokal

Jakarta, CNBC Indonesia – Iran dan Rusia resmi membuang dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangannya. Keduanya akan menggunakan mata uang lokal.

Ini terjadi saat kedua negara itu menghadapi sanksi Barat yang menyulitkan mereka mengakses mata uang dolar Amerika Serikat (AS), yang lazim digunakan dalam transaksi global. Kesepakatan itu diselesaikan pada pertemuan yang diadakan di Rusia antara gubernur bank sentral kedua negara.

“Pembentukan platform keuangan dan perbankan baru telah membuka ‘babak baru’ dalam hubungan perbankan antara Iran dan Rusia, dengan kedua negara sepakat untuk membuang dolar AS,” kata kantor berita milik Teheran, IRNA, mengutip informasi dari Bank Sentral Iran, dilansir Jumat (29/12/2023).

“Sebagai gantinya memperdagangkan mata uang lokal,” tambahnya.

Media Turki Daily Sabah juga melaporkan hal serupa. Platform seperti sistem pembayaran non-SWIFT dan hubungan perantara bilateral kedua negara kini menggunakan mata uang nasional Iran dan Rusia.

Sanksi Barat yang dijatuhkan kepada kedua negara menjadi penyebab. Barat menjatuhkan sanksi dan mengucilkan Iran setelah Negeri Persia melanjutkan program pengayaan nuklirnya dan menduga Teheran ingin membuat senjata nuklir sementara itu ribuan sanksi ekonomi diberikan ke Moskow setelah menyerang Ukraina.

Sebenarnya, upaya melepaskan diri dari dolar AS, sudah dilakukan Rusia di awal 2023. Pada pertemuan puncak aliansi dagang BRICS (Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan), Agustus lalu di Capetown, usulan Rusia untuk melepas dolar mendapat dukungan negara anggota.

Presiden Brasil Lula da Silva menyoroti bahwa aliansi tersebut terus mengkaji kemungkinan adanya mata uang bersama. Selama kunjungan kenegaraan ke China pada bulan April, ia juga dilaporkan menyerukan de-dolarisasi.

Dalam perkembangan terbaru, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan bahwa dolar digunakan sebagai instrumen untuk perubahan rezim dan campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain. Ia menegaskan seluruh negara sudah bosan dengan mata uang yang sering disebut greenback itu.

Artikel Selanjutnya
Putin Buka-bukaan di KTT BRICS, Bicara soal Dedolarisasi

(sef/sef)