Penemuan Besar: RI Menemukan Harta Karun Luar Biasa di Papua

by -97 Views

Indonesia ternyata masih menyimpan potensi ‘harta karun’ jumbo berupa sumber daya minyak dan gas bumi (migas). Potensi harta karun migas ini berada di Area Warim, Papua, yang diklaim lebih besar jika dibandingkan dengan yang ada di Blok Masela, Maluku.

Berita mengenai temuan potensi sumber daya migas ini menjadi salah satu yang disorot pembaca CNBC Indonesia sepanjang tahun 2023 ini. Simak!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan potensi gas jumbo di Blok Warim 2 kali lipat lebih besar daripada Blok Masela.

Potensi gas di area Warim sendiri diketahui mencapai 47 triliun kaki kubik (TCF). Sementara, untuk potensi minyak nya dapat mencapai 27 miliar barel per hari.

Luhut menyadari meski mempunyai potensi yang cukup besar area yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini tersebut mempunyai tantangan tersendiri. Salah satunya lantaran berada di dalam area hutan nasional lorentz.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa banyak perusahaan besar kini mengincar untuk mengelola Blok Warim. Ini menyusul mulai dilelangnya wilayah yang berada di Papua tersebut.

Menurut Arifin, setidaknya ada beberapa perusahaan yang sudah tertarik untuk melihat data potensi di Blok Warim. Ia pun berharap perusahaan perusahaan tersebut mempunyai pendanaan yang mumpuni untuk mengelola blok jumbo tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan saat ini pihaknya telah membagi Blok Warim menjadi dua Wilayah Kerja (WK) yakni Akimeugah 1 dan Akimeugah 2. Kedua WK tersebut diklaim sudah dilelang kepada beberapa perusahaan yang tertarik.

Di samping itu, persoalan wilayah Blok Warim yang sebelumnya bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz yang dilindungi oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) juga sudah selesai. Ini lantaran Kementerian ESDM memotong bagian wilayah yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz sebesar 10%.

Meski demikian, ia memastikan bahwa potensi migas yang mungkin didapatkan tidak berkurang signifikan karena berkurangnya luas wilayah. Pasalnya Blok Warim masih menyimpan potensi migas yang cukup besar.

Sebelumnya, Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara membeberkan kegiatan eksplorasi di area Warim sempat terhenti lantaran area tersebut telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Lorentz. Padahal potensi migas di wilayah tersebut ditemukan sebelum adanya penetapan Taman Nasional Lorentz.

Oleh sebab itu, SKK Migas mengajukan izin eksplorasi di area tersebut dengan berkirim surat ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sembari proses pengajuan izin berlangsung, pihaknya juga tengah berkomunikasi dengan calon-calon investor untuk mau berinvestasi di area tersebut.