Israel sedang terlibat dalam perang multi-front, yang menjadi indikasi eskalasi regional yang berbahaya saat perang di Gaza masih terus berlangsung. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel sedang diserang dari tujuh wilayah, termasuk Gaza, Lebanon, Suriah, Yudea dan Samaria (Tepi Barat), Irak, Yaman, dan Iran.
Milisi yang bersekutu dengan Iran di Timur Tengah telah menyerang Israel dan instalasi militer AS di wilayah tersebut, sejak Hamas melancarkan serangan di Israel Selatan pada bulan Oktober yang menyebabkan banyak korban jiwa dan sandera. Perang balasan yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza yang dikuasai oleh Hamas telah menjadi konflik paling merusak di abad ke-21, dengan ribuan korban jiwa dan korban luka-luka, serta jutaan penduduk Palestina terpaksa mengungsi.
Komandan militer Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa mereka telah merespons dan mengambil tindakan di enam wilayah tersebut. Serangan udara Israel di luar ibu kota Suriah, Damaskus, juga telah menewaskan seorang jenderal senior Garda Revolusi Iran, sehingga Iran mengancam akan membalas serangan tersebut.
AS juga terlibat dalam konflik tersebut dengan mengebom lokasi yang terkait dengan milisi Iran di Irak, yang dilaporkan telah melukai tiga tentara Amerika. Konflik juga terjadi antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, dengan saling melancarkan serangan rudal dan serangan udara.
Meskipun meningkatnya kecaman internasional atas bencana kemanusiaan di Gaza, termasuk kecaman dari sekutu terpenting Israel, AS, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa Israel akan terus maju hingga mencapai “kemenangan penuh” atas Hamas. Dia juga menyatakan bahwa pertempuran ini “belum selesai”.
Perang di Gaza juga menyebar ke luar Israel dan wilayah Palestina, seperti adanya serangan pesawat tak berawak di dekat kota wisata Dahab di Laut Merah yang diduga berasal dari Houthi di Yaman yang bersekutu dengan Iran. Ledakan di Laut Merah di lepas pantai Yaman juga dilaporkan pada Selasa.
Pemerintah AS sedang melakukan negosiasi intensif untuk meredakan permusuhan di Garis Biru, yang memisahkan Israel dan Lebanon, di mana risiko kesalahan perhitungan yang bisa memicu perang regional sangat tinggi. Namun, Israel terus maju dalam pertempuran tersebut hingga meraih kemenangan penuh atas Hamas.
