Crafting Strategy for Irregular Warfare, A Framework for Analysis and Action

by -261 Views

Artikel ini ditulis oleh Profesor David H. Ucko dan Profesor Thomas A. Marks dan diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto. Bab III: Catatan Utama Buku-Buku Strategi Militer.

Mereka menyebutkan bahwa dokumen strategi pertahanan nasional AS pada tahun 2018 menekankan persaingan strategis antar negara sebagai ancaman terbesar bagi kedaulatan AS. Mereka juga membahas bagaimana negara-negara mampu melancarkan operasi perang tidak konvensional untuk mendorong agenda strategis mereka.

Pernyataan ini mengingatkan Prabowo Subianto pada adagium di Fort Benning, AS: “Society that separates its scholars from its warriors will have its thinking done by cowards and its fighting done by fools”, yang berarti bahwa memisahkan para ilmuwan dari para pejuang akan mengakibatkan pemikiran yang dilakukan oleh pecundang dan perang yang dilakukan oleh orang bodoh.

Mereka juga menyoroti bahwa walaupun ancaman utama AS saat ini adalah persaingan strategis antar negara, perang antar negara tersebut belum tentu dilakukan dengan cara konvensional. Mereka menjelaskan penggunaan cara-cara non-konvensional, seperti operasi cyber dan penggunaan media sosial palsu, oleh negara-negara untuk mencapai tujuan operasi militer mereka.

Mereka memberikan contoh giat Rusia di Ukraina sebagai operasi perang tidak konvensional yang masuk ke dalam zona abu-abu. Mereka menyatakan pentingnya memahami operasi militer non-konvensional di zona abu-abu untuk merespons dengan efektif, karena jika tidak akan timbul perdebatan tentang arti perang dan siapa yang harus merespons operasi non-konvensional yang dilakukan oleh lawan.

Source link