Serangan Israel terus menerjang Gaza. Dilakukan Tel Aviv sebagai balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok penguasa bersenjata wilayah Palestina, Hamas, ke Selatan Israel pada 7 Oktober lalu.
Meskipun menyatakan menargetkan Hamas, serangan Israel juga menimbulkan kerusakan besar bagi warga sipil. Jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai hampir 20.000 jiwa.
Israel mengklaim serangan ini dipicu oleh langkah Hamas yang membangun terowongan sebagai markas dengan akses masuk dari rumah warga atau fasilitas umum lainnya. Saat ini, Tel Aviv sedang mencoba untuk membanjiri terowongan tersebut.
Laporan yang dikutip dari Wilson Center mengatakan bahwa jaringan terowongan bawah tanah sepanjang 300 mil, yang dikendalikan oleh Hamas, terdapat di sebagian besar wilayah Gaza. Beberapa pakar militer Israel mengatakan bahwa di beberapa tempat, struktur terowongan bisa mencapai kedalaman 200 kaki.
Terowongan-torowongan ini diperkuat dengan beton, dilengkapi dengan listrik dan komunikasi, memiliki simpanan makanan dan air, dan cukup besar untuk menampung pertemuan kecil, dan bahkan memungkinkan kendaraan melewatinya.
Seperti tempat lain di kawasan ini, terowongan di bawah Gaza digunakan selama bertahun-tahun untuk menyembunyikan dan menyelundupkan barang. Namun, Hamas secara dramatis memperluas jaringan terowongan dan cara penggunaannya pada awal tahun 2000an.
Pada tahun 2001, pemberontak Hamas menggunakan sistem terowongan yang berkembang untuk meledakkan bom di bawah pos militer Israel. Pada tahun 2006, terowongan ini digunakan dalam penculikan seorang tentara Israel yang kemudian disandera selama lima tahun.
Pada tahun 2007, ketika Hamas menguasai Gaza, pembangunan terowongan diperluas dengan cepat, dan penggunaannya menjadi bagian integral dari rencana kelompok tersebut untuk menyerang dan menghancurkan kehadiran Israel.
Terowongan tersebut telah digunakan untuk menyimpan senjata, menampung pusat kendali, melatih pasukan, menahan tahanan, dan mulai 2014, untuk memasuki Israel dan menyerang pengawasan perbatasan. Terowongan juga memungkinkan Hamas melakukan operasi tanpa campur tangan Israel.
Selain Israel, Mesir juga rupanya mencoba untuk menghancurkan terowongan itu. Pada tahun 2013, Mesir membanjiri terowongan penyelundupan yang menghubungkan Gaza ke Semenanjung Sinai, menggunakan air limbah yang berbau busuk.
Israel mengatakan bahwa salah satu pusat kendali utama kelompok tersebut terletak di bawah rumah sakit al-Shifa di Gaza. Mereka berpendapat bahwa ada banyak bukti bahwa Hamas menggunakan terowongan di bawah sekolah, rumah sakit, dan masjid sebagai tempat persembunyian senjata dan militan.
Hamas juga menyandera para sandera di terowongan. Seorang wanita berusia 85 tahun yang ditangkap oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober mengatakan bahwa ia diangkut bermil-mil melalui terowongan bawah tanah dan bahkan bertemu dengan sandera lain di ruang bawah tanah yang besar.