Top, Arab Berencana Membangun Pusat Data Super Besar dengan Kapasitas 1.000 MW di Indonesia

by -98 Views

Kementerian Investasi Uni Emirat Arab (UEA) telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun pusat data di Indonesia. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri Investasi UEA Mohamed Hassan Alsuwaidi dan Menteri BUMN Erick Thohir di Abu Dhabi pada Sabtu (9/12/2023).

Perjanjian ini bertujuan untuk menetapkan kerangka kerja sama investasi di bidang infrastruktur digital, dengan fokus khusus pada proyek pusat data di Indonesia. Total kapasitas pusat data yang dikembangkan berdasarkan nota kesepahaman ini hingga 1.000 MW.

Kementerian Investasi UEA menganggap pusat data akan menjadi bagian penting dari infrastruktur ekonomi digital, memberikan pilihan yang aman bagi berbagai institusi di Indonesia untuk menyimpan data penting dan menjalankan aplikasi. Mereka juga mengakui bahwa Indonesia memiliki ekonomi digital yang berkembang pesat, terutama didorong oleh pertumbuhan start-up.

Selain itu, UEA dan Indonesia akan menjajaki berbagai bentuk kerja sama berdasarkan nota kesepahaman, termasuk kemitraan investasi, kolaborasi penelitian kebijakan, pengembangan sertifikasi, inovasi, dan penelitian dan pengembangan.

Menteri Investasi UEA Mohamed Hassan Alsuwaidi menyatakan bahwa perjanjian ini menjadi pertanda kuat ikatan yang semakin erat antara Indonesia dan UEA, serta merupakan bukti komitmen UEA untuk berkolaborasi dengan negara-negara yang menjanjikan di bidang seperti ekonomi digital.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa kesepakatan ini juga menjadi bukti kepemimpinan Indonesia di bidang pusat data di Asia Tenggara dan akan mempercepat pembangunan infrastruktur perekonomian. Kerja sama ini dibangun atas dasar hubungan bilateral yang kuat antara UEA dan Indonesia.

Dengan adanya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif UEA-Indonesia (CEPA) yang mulai berlaku pada September 2023, perdagangan bilateral tahunan diperkirakan akan meningkat hingga US$ 10 miliar selama lima tahun ke depan.