Unit penelitian mineral dan batu bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kabar terbaru dari pengkajian kandungan Lithium dan Stronsium dalam Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Julian Ambassadeur Shiddiq mengatakan hingga saat ini belum ada kajian terbaru yang mengungkapkan kandungan kedua mineral tersebut dalam Lumpur Lapindo.
“Belum ada kabar terbaru terkait kajian Lithium dan Stronsium dalam Lumpur Lapindo. Masih yang kajian yang lama,” ujar Julian kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Rabu (6/12/2023).
Adapun, dia mengatakan saat ini kendala yang dihadapi adalah jumlah data yang akan diambil untuk mengkaji kandungan Lithium dan Stronsium dalam Lumpur Lapindo belum menemui nilai keekonomisan untuk bisa ditambang. “Jumlah datanya yang diambil belum dapat dipakai untuk menentukan bahwa kandungan yg ada memiliki nilai ekonomis untuk ditambang,” jelasnya.
Sebelumnya, pada awal tahun 2023, Badan Geologi Kementerian ESDM sempat menyatakan tengah melakukan pengujian umum terhadap potensi kandungan lithium di lumpur akibat semburan gas dari eks blok migas Lapindo tersebut, yang sempat dikelola grup Bakrie.
Kepala Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM Hariyanto mengungkapkan, pihaknya terus melakukan penelitian kandungan lithium di Lumpur Lapindo.
Penyelidikan dilakukan di lumpur Lapindo dan brine water, serta air dengan kandungan garam yang tinggi pada geothermal.
“Untuk lithium tadi memang kami dari Badan Geologi tengah melakukan penyelidikan terkait dengan potensi yang ada di Indonesia. Lithium itu di mana kami melakukan penyelidikan umum di brine water seperti di geothermal, kemudian di brine mud volcano seperti di Lumpur Sidoarjo,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Mining Zone’ beberapa waktu yang lalu.
Penyelidikan juga dilakukan demi membuktikan potensi lithium yang mungkin terkandung di Lumpur Lapindo. “Misalkan apakah di sana (Lumpur Lapindo) tersedia lithium yang memadai untuk bahan baterai,” ujarnya.
Lithium menjadi salah satu mineral langka yang berguna untuk pembuatan baterai kendaraan listrik, sedangkan stronsium untuk industri elektronik.
Badan Geologi telah melakukan penyelidikan pendahuluan pada 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Saat ini, temuan lithium dan stronsium di Lumpur Lapindo sedang diuji ekstraknya oleh mitra di Kementerian ESDM, tepatnya di Balai Besar Pengujian Mineral dan Batu Bara atau TEKMIRA.
Tak hanya itu, ada kerja sama dalam pengujian, eksplorasi, dan ekstraksi lithium dan stronsium tersebut.
Berdasarkan catatan Badan Geologi, kandungan lithium di Lumpur Lapindo, Sidoarjo, mencapai 99-280 PPM, sedangkan stronsium mencapai 255-650 PPM.