Korban Nyaris 11.000, Ekonomi Palestina Kolaps

by -127 Views

Kontingen Israel telah melakukan penyerangan ke Jalur Gaza selama 34 hari berturut-turut, yang menyebabkan bencana kemanusiaan semakin meluas di daerah tersebut. Penyerangan oleh negara Israel telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang, termasuk sebagian besar anak-anak. Serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan satu anak setiap 10 menit sejak dimulainya perang pada 7 Oktober lalu. Berikut adalah perkembangan terkait situasi panas di wilayah Timur Tengah tersebut, seperti dikutip oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (10/11/2023).

Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mencatat sebanyak 10.812 korban tewas, termasuk 4.412 anak-anak dan 2.918 wanita, dan 26.905 orang luka-luka, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 wanita di Jalur Gaza. Sementara di Tepi Barat, tercatat 183 orang tewas, termasuk 44 anak-anak dan satu wanita, dengan lebih dari 2.400 luka-luka. Layanan medis Israel mencatat setidaknya 1.405 warga Israel tewas dan 5.600 luka-luka. Hingga 9 November, setidaknya 39 jurnalis telah tewas sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Pemboman Israel telah menyebabkan kerusakan pada lebih dari 50 persen unit perumahan di Gaza. Sekitar 40.000 rumah di wilayah tersebut dihancurkan oleh tentara Israel, dengan sekitar 32.000 ton bahan peledak telah dijatuhkan di Gaza sejak dimulainya perang. Perkiraan kerugian awal di sektor perumahan dan infrastruktur masing-masing diperkirakan mencapai US$2 miliar atau sekitar Rp31,3 triliun.

Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Program Pembangunan PBB memberikan gambaran suram mengenai dampak buruk perang terhadap perekonomian Palestina. Dalam satu bulan perang, PDB Palestina diperkirakan turun sekitar 4,2% dibandingkan perkiraan sebelum perang pada tahun 2023, atau kerugian sekitar US$857 juta (Rp13,4 triliun). Jika perang berlanjut selama dua bulan penuh, perkiraan kerugian ekonomi akan meningkat hingga 8,4% PDB, atau US$1,7 miliar. Pada bulan ketiga, kerugian akan meningkat menjadi 12,2% PDB atau US$2,5 miliar. Sekitar 390.000 pekerjaan telah hilang sejak dimulainya perang di seluruh wilayah Palestina.

Jumlah jamaah salat Jumat di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur melaporkan adanya keterlambatan kehadiran dan terbatasnya pergerakan. Jamaah yang melaksanakan salat Jumat semakin berkurang akibat pasukan Israel yang membatasi pergerakan berdasarkan usia.

Rumah Sakit al-Rantisi di Kota Gaza telah dikelilingi oleh tank Israel dari segala arah, menyebabkan ratusan orang terjebak di dalam rumah sakit. Sejumlah rumah sakit di Gaza juga sudah tidak berfungsi. Rumah Sakit al-Shifa juga dibom oleh Israel, yang menyebabkan sebanyak 20 rumah sakit di Gaza kini tidak berfungsi sepenuhnya.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia mengatakan Israel harus segera mengambil tindakan untuk melindungi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki. Kekerasan di wilayah tersebut meningkat, termasuk kematian lebih dari 180 warga Palestina di tangan pasukan Israel, sejak konflik dengan Hamas meletus pada 7 Oktober.

Di sisi lain, ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina telah memblokir pintu masuk ke pabrik BAE Systems di tenggara Inggris, menargetkan pemasok militer terbesar Inggris untuk menyerukan diakhirinya penjualan senjata ke Israel. Para pengunjuk rasa berdiri di depan salah satu pintu masuk di lokasi Rochester, Kent, sambil memegang papan bertuliskan “Berhenti Mempersenjatai Israel” dan mengibarkan bendera Palestina.