Biden Dikecam Akibat Geger Tangan Berdarah di Gaza

by -98 Views

Amerika Serikat (AS) heboh. Hal ini disebabkan oleh pidato Menteri Luar Negeri Antony Blinken di hadapan Senat yang dihiasi dengan “tangan berdarah” pada hari Selasa waktu setempat.

Para demonstran melukis tangan mereka dengan cat merah dan mengangkatnya ketika Blinken berbicara. Beberapa teriakan terdengar, seperti “Manusia Bukan Binatang”, “Selamatkan Anak-Anak Gaza”, dan “Gencatan Senjata Sekarang”.

Banner dengan kata-kata yang sama juga ditampilkan. Terlihat dua wanita terus berteriak menentang dukungan AS terhadap Israel dan akhirnya diusir oleh petugas keamanan.

Blinken bukan satu-satunya pejabat pemerintah Biden yang diinterupsi. Demonstran juga melakukan hal yang sama terhadap Menteri Pertahanan Lloyd J. Austin.

Mengutip CBS News, para demonstran berasal dari organisasi bernama CODEPINK. Beberapa anggota organisasi tersebut, termasuk veteran Angkatan Darat AS yang telah berdinas selama 29 tahun, mantan diplomat Kolonel Ann Wright, dan aktivis perdamaian David Barrows, telah ditangkap.

“Penonton yang tidak bergerak yang dicat merah dimaksudkan untuk melambangkan darah,” kata organisasi itu pada Rabu (1/11/2023).

Polisi Capitol AS mengkonfirmasi penangkapan tersebut. Sekitar 12 orang ditangkap karena “melakukan protes secara ilegal” di dalam gedung kantor Senat.

Dalam pidatonya kepada Senat, Blinken menjelaskan permintaan bantuan pemerintahan Biden sebesar US$106 miliar (sekitar Rp 1.679 triliun). Dana ini akan digunakan dalam sejumlah perang, termasuk di Ukraina dan Israel.

Blinken mengatakan dalam kesaksiannya bahwa ia yakin bantuan tersebut akan menunjukkan “dukungan yang langgeng” bagi kedua negara tersebut. Dari total US$106 miliar, sebesar US$3,7 miliar akan dialokasikan untuk “kebutuhan keamanan” Israel, termasuk memperkuat “sistem pertahanan udara dan rudal”.

“Secara keseluruhan, US$14 miliar akan diberikan kepada Israel. Dana sebesar US$50 miliar lainnya akan meningkatkan persediaan militer AS, memperkuat basis industri pertahanan dalam negeri, dan digunakan dalam bisnis Amerika,” katanya.

Menurut BBC, AS telah lama mendukung Israel. Menurut Congressional Research Service, AS telah memberikan dana sebesar US$158 miliar sejak Perang Dunia Kedua (PD 2), sebagian besar dalam bentuk bantuan militer.

Perlu diketahui, dalam pernyataannya pekan lalu di Tel Aviv, Biden juga sangat pro-Israel dengan mengakui dirinya sebagai seorang zionis. Ia berkata, “Saya tidak percaya seseorang harus menjadi Yahudi untuk menjadi Zionis, dan saya seorang Zionis”.

Biden sendiri adalah penerima sumbangan terbesar sepanjang sejarah dari kelompok-kelompok pro-Israel, dengan total US$4,2 juta. Sebagai wakil presiden sebelumnya, Biden sering menjadi penengah dalam hubungan yang sensitif antara Barack Obama dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang dikatakan sering tidak setuju mengenai serangan ke Palestina.

Sebenarnya, dukungan AS terhadap Israel telah dikritik dalam beberapa pekan terakhir. Sejak serangan brutal oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel terus menerus merudal Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai oleh Hamas.

Israel juga melakukan invasi darat ke wilayah tersebut. Gaza bahkan berada di bawah blokade yang mencegah makanan, air, dan barang penting lainnya masuk ke wilayah tersebut, kecuali beberapa konvoi kemanusiaan yang diizinkan dalam beberapa hari terakhir.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa setidaknya 8.000 warga sipil di Gaza telah tewas sejak 7 Oktober. Banyak di antaranya adalah anak-anak dan warga sipil, yang mengundang reaksi lebih lanjut.

Artikel Selanjutnya:
Tetangga RI Bantu Gaza, Negara Ini Kucurkan Dana Rp 3 M